2016_TS_PP_RAKHMI_NUR‘AENI-1_COVER.pdf
PUBLIC hidayat 2016_TS_PP_RAKHMI_NUR‘AENI-1_BAB_1.pdf
PUBLIC hidayat 2016_TS_PP_RAKHMI_NUR‘AENI-1_BAB_2.pdf
PUBLIC hidayat 2016_TS_PP_RAKHMI_NUR‘AENI-1_BAB_3.pdf
PUBLIC hidayat 2016_TS_PP_RAKHMI_NUR‘AENI-1_BAB_4.pdf
PUBLIC hidayat 2016_TS_PP_RAKHMI_NUR‘AENI-1_BAB_5.pdf
PUBLIC hidayat 2016_TS_PP_RAKHMI_NUR‘AENI-1_BAB_6.pdf
PUBLIC hidayat 2016_TS_PP_RAKHMI_NUR‘AENI-1_PUSTAKA.pdf
PUBLIC hidayat
Indonesia berada di antara dua lempeng tektonik Australia dan Asia, sehingga
menjadikan Indonesia sebagai negara yang rawan gempa. Rumah tradisional
Indonesia sebagian besar berbentuk rumah panggung yang menggunakan material
kayu. Indonesia merupakan negara penghasil kayu yang berlimpah. Sehingga
dapat dipergunakan secara berkelanjutan dan dapat diperoleh dengan mudah
dengan menanam kembali pohon penghasil kayu tersebut.
Bangunan yang berbahan kayu ringan dan dapat berdeformasi saat terjadi
goncangan gempa, dengan batas deformasi yang diijinkan. Sehingga dipercaya
merupakan bangunan yang tahan terhadap gempa. Hal tersebut menarik minat
peneliti untuk mengetahui perilaku struktur rumah vernakular tersebut dalam
merespon gaya gempa.
Penelitian hanya mengambil tiga rumah vernakular Sunda untuk disimulasikan,
yaitu rumah vernakular Kampung Mahmud, rumah vernakular Kampung Panjalin
dan rumah vernakular Kampung Pulo. Hal ini berdasarkan peta geografis terbagi
menjadi 3 (tiga) zona pembagian, yaitu bagian utara, tengah dan selatan Jawa
Barat yang ketiganya mempunyai perbedaan ketinggian dari permukaan laut.
Penelitian ini mencoba menggunakan metode simulasi digital dengan
memodelkan perilaku deformasi struktur batang pada portal rumah vernakular
Sunda. Rumah vernakular Sunda yang diambil adalah rumah Kampung Pulo,
Kampung Mahmud dan rumah adat Panjalin. Penelitian ini juga dimaksudkan
untuk memahami kearifan lokal sekaligus mengetahui kelemahan dan kelebihan
pada konstruksi rumah vernakular Sunda.
Hasil dari simulasi menunjukkan bahwa rangka struktur rumah vernakular
Kampung Mahmud mengalami deformasi paling besar ketika diberi beban gempa.
Dari hasil pengamatan, material rangka struktur rumah vernakular Kampung
Mahmud berasal dari kayu sengon. Kayu sengon memiliki kekuatan pada kelas VIV
yang sebaiknya tidak dipergunakan untuk rangka struktur. Apabila
dipergunakan untuk struktur, maka harus diberikan perkuatan, atau dilakukan inovasi, misalnya dijadikan kayu laminasi dengan kombinasi kayu lain yang lebih
kuat. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan
mengenai perilaku deformasi struktur batang rumah vernakular di Jawa Barat