digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Akibat rendahnya daya tahan bambu, pengawetan bambu dibutuhkan untuk memperpanjang usia. Walapupun pengawetan memiliki efek positif untuk memperpanjang usia bambu, beberapa jenis pengawetan menggunakan bahan pengawet yang memiliki efek negatif pada lingkungan. Oleh karena itu, pendekatan metode Life Cycle Assessment (LCA) digunakan untuk menilai tujuan dari penelitian ini yaitu (1) Mengidentifikasi teknik pengawetan bambu yang sering digunakan masyarakat di Indonesia, (2) Mengidentifikasi dampak lingkungan akibat proses pengawetan bambu, (3) Mengungkapkan upaya peningkatan efektifitas pengawetan bambu berdasarkan nilai dari minimum dampak negatif pada lingkungan, (4) Identifikasi kemanfaatan bambu sebagai konstruksi berkelanjutan. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatifeksploratif untuk pengumpulan data dan metode kuantitatif untuk analisis data. Kualitatifeksploratif digunakan untuk mendapatkan data teknik pengawetan bambu yang ada di masyarakat Indonesia, dengan observasi lapangan. Tiga kampung adat diobservasi untuk mengetahui metode pengawetan tradisional yaitu Kampung Naga, Kampung Pulo dan Kampung Dukuh. Sementara dua pabrik pengawetan bambu diobservasi untuk mengetahui metode pengawetan modern yang digunakan yaitu CV Sahabat Bambu, Jogjakarta dan UD Jatimbu, Malang. Sementara itu metode kuantitatif digunakan untuk analisis data berdasarkan pendekatan metode Life Cycle Assessment (LCA) dengan menggunakan indikator eco-costs. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh metode pengawetan tradisional yang digunakan masyarakat yaitu teknik pemanenan, teknik perendaman dan teknik pelapisan dengan kapur. Sedangkan untuk metode pengawetan modern yaitu teknik VSD dengan larutan borac-boric acid, teknik perebusan dengan larutan borac-boric acid, pengecatan serta teknik injeksi dengan larutan merek dagang Sarpeco 8. Adapun hasil observasi lapangan mengungkapkan metode pengawetan lain yang dikembangkan masyarakat yang tidak termasuk ke dalam metode tradisional ataupun modern. Metode tersebut dikembangkan dengan cara uji coba (trial-error) yaitu teknik perendaman dengan garam, teknik perendaman dengan kapur barus dan deterjen serta teknik pengisian dengan oli bekas dan minyak tanah. Adapun hasil analisis mengungkapkan bahwa teknik pengawetan yang dilakukan dengan cara trial error memiliki nilai dampak lingkungan yang lebih tinggi dibandingkan teknik pengawetan lain, terutama untuk teknik perendaman dengan kapur barus dan deterjen. Sementara dampak terendah terdapat pada teknik pelapisan dengan kapur. Begitu pula untuk analisis ekonomi, teknik pengawetan perendaman dengan kapur barus dan deterjen memiliki biaya produksi (costs) dan biaya emisi (eco-costs) paling tinggi Sedangkan untuk nilai ekonomi terendah terdapat pada teknik pengawetan dengan kapur. Adapun untuk analisis dampak lingkungan secara ekonomis, teknik pengawetan perendaman dengan kapur barus dan deterjen memiliki biaya perbaikan dampak yang paling tinggi Sementara perbaikan dampak terendah disumbangkan oleh teknik pengawetan dengan pelapisan kapur. Berdasarkan hasil analisis, metode trial-error tidak direkomendasikan untuk digunakan. Selain itu pemanfaatan teknik pengawetan pada komponen bangunan bambu memiliki implementasi yang berbeda-beda. Untuk pengawetan batang bambu yang bisaanya dipakai pada komponen rangka atap, teras dan elemen struktural lainnya, teknik VSD dan injeksi Sarpeco 8 dapat dilakukan, mengingat kedua teknik tersebut pada aplikasinya lebih mudah dilakukan untuk bambu dalam bentuk batang. Teknik pelapisan baik dengan kapur maupun cat lebih tepat digunakan untuk elemen arsitektural, khususnya untuk komponen yang memanfaatkan daging bambu sebagai bilah, seperti dinding dan langit-langit. Pada dasarnya teknik perebusan dengan borax-boric acid dan perendaman dengan garam dapat digunakan untuk semua komponen bangunan bambu baik dalam bentuk batang maupun elemen arsitektural. Namun hal yang perlu dipertimbangkan dalam kedua teknik adalah masalah bahan bakar untuk teknik perebusan dan konsentrasi larutan garam untuk teknik perendaman.