2013_TS_PP_HIKMAT_1-COVER.pdf
PUBLIC Alice Diniarti 2013_TS_PP_HIKMAT_1-BAB_1.pdf
PUBLIC Alice Diniarti 2013_TS_PP_HIKMAT_1-BAB_2.pdf
PUBLIC Alice Diniarti 2013_TS_PP_HIKMAT_1-BAB_3.pdf
PUBLIC Alice Diniarti 2013_TS_PP_HIKMAT_1-BAB_4.pdf
PUBLIC Alice Diniarti 2013_TS_PP_HIKMAT_1-BAB_5.pdf
PUBLIC Alice Diniarti 2013_TS_PP_HIKMAT_1-PUSTAKA.pdf
PUBLIC Alice Diniarti
Pembuatan Molecular Imprinted Polymers (MIP) fosfat sebagai material sensor ion
fosfat dipelajari dalam penelitian ini. Fosfor (biasa terdapat dalam bentuk fosfat)
adalah nutrisi esensial untuk seluruh tanaman dan dalam pertanian modern. Selain
itu, fosfat merupakan penyebab eutrofikasi di bendungan penyimpanan, pabrik
pengolahan limbah, sungai, dan danau, juga merupakan penyebab bau jamur
selama musim panas. Pelepasan ion fosfat sebanyak 10 ?g L-1 ke badan air dapat
berkontribusi untuk eutrofikasi, sehingga pemantauan ion fosfat sangat penting.
Kebutuhan kontrol yang tepat terhadap jumlah fosfat yang ditambahkan ke
tanaman maupun yang berada di badan air yang cepat dan sederhana serta cara
pengukuran fosfat yang selektif, sensitif, dan akurat dapat dipenuhi oleh sensor
selektif fosfat yang dibuat dari MIP fosfat dengan menggunakan polimer konduktif
sebagai sensor fosfat. Permasalahan yang muncul pada penelitian ini adalah
bagaimana cara sintesis MIP fosfat, mengkarakterisasi dan mengujinya. Penelitian
diawali dengan membuat elektroda referensi. Elektroda referensi dibuat dengan
melapis kawat Ag dengan AgCl. Kawat Ag dielektrolisis dalam larutan KCl 3 M
dengan potensial sebesar 2 volt selama 15 menit. Kawat Ag yang telah terlapis
AgCl kemudian dimasukkan ke dalam badan elektroda, lalu diisi oleh larutan KCl
3 M. Elektroda referensi dikarakterisasi terlebih dahulu sebelum digunakan. Hasil
karakterisasi menunjukkan elektroda referensi yang dibuat memiliki puncak
oksidasi sedikit bergeser dibandingkan elektroda referensi komersil. Tetapi,
pergeseran yang terjadi relatif kecil, sehingga karakteristik elektroda referens
buatan dianggap sama dengan elektroda referens komersil. Sehingga dapat
disimpulkan elektroda referens yang dibuat bisa digunakan dalam penelitian ini.
Proses pembuatan MIP menggunakan potensiostat dari E–DAQ tipe e–corder 401
dengan metode voltammetri siklik. Kondisi kerja alat saat pembuatan MIP diatur
pada parameter arus 2 ?A, rentang potensial antara -0,9 hingga 1,0 V, laju pindai
100 mV/s dan siklus 10 kali. Uji selektifitas MIP fosfat dilakukan menggunakan
metode potensiometri. Pembuatan larutan elektropolimerisasi MIP dilakukan
dengan mencampurkan pirol 0,05 M, difenil fosfat 0,05 M, etilen glikol
dimetakrilat (EGDMA) 0,05 M, dan NaClO4 0,5 M dalam 25 ml akuades. Hasil
optimasi pembuatan MIP diperoleh pada kondisi kerja alat arus 50 ?A, rentang
potensial antara -0,8 hingga 0,6 volt, laju pindai 100 mV/s, dan siklus 10 kali. Hasil
elektropolimerisasi berupa lapisan hitam yang menempel pada kawat emas. Hasil
elektropolimerisasi pirol ini sesuai dengan acuan voltammogram
elektropolimerisasi pirol. MIP fosfat kemudian dikarakterisasi menggunakan
spektrofotometer infra merah. Hasil karakterisasi menggunakan spektrofotometer
infra merah tidak dapat dijadikan acuan untuk menentukan apakah material yang
disintesis merupakan polipirol atau bukan. Hal ini karena puncak–puncak yang
dihasilkan masih melebar. Selain itu, pola spektra yang dihasilkan tidak sesuai
dengan spektra polipirol. Sehingga karakterisasi dilakukan dengan pengamatan
visual. Pengamatan secara visual terhadap elektroda yang disintesis yaitu fasa padat
berwarna hitam, dan melekat pada kawat emas yang digunakan. Hasil Scanning
Electron Microscope (SEM) menunjukkan bahwa morfologi polipirol yang
disintesis seragam, teratur, dan memiliki rongga–rongga. Elektroda MIP kemudian
diuji selektivitasnya menggunakan anion PO4
3–, HPO4
2–, dan H2PO4
– dengan
variasi konsentrasi 10–1–10–7 M serta ion pengganggu Cl–, NO3
–, dan SO4
2–. Hasil
uji dan perhitungan koefisien selektivitas menunjukkan elektroda MIP yang dibuat
dapat merespon terhadap anion fosfat dengan adanya anion pengganggu.