digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


2018_TS_TKTESIS_ANDI_ASDIANA_IRMA_SARI_YUSUF_(23016002)_bab1.pdf
EMBARGO  2027-06-11 

2018_TS_TKTESIS_ANDI_ASDIANA_IRMA_SARI_YUSUF_(23016002)_bab2.pdf
EMBARGO  2027-06-11 

2018_TS_TKTESIS_ANDI_ASDIANA_IRMA_SARI_YUSUF_(23016002)_bab3.pdf
EMBARGO  2027-06-11 

2018_TS_TKTESIS_ANDI_ASDIANA_IRMA_SARI_YUSUF_(23016002)_bab4.pdf
EMBARGO  2027-06-11 

2018_TS_TKTESIS_ANDI_ASDIANA_IRMA_SARI_YUSUF_(23016002)_bab5.pdf
EMBARGO  2027-06-11 

2018_TS_TKTESIS_ANDI_ASDIANA_IRMA_SARI_YUSUF_(23016002)_Pustaka.pdf
EMBARGO  2027-06-11 

Produksi minyak sawit dunia berpeluang meningkat sekitar 15,78 - 18,78 juta ton hingga tahun 2025. Indonesia sebagai produsen terbesar harus memenuhi 60% kebutuhan minyak sawit dunia. Hal tersebut akan menghasilkan limbah padat terutama Tandan Kosong Sawit (TKS) dalam jumlah yang besar. Pengelolaan limbah padat industri minyak sawit di Indonesia masih belum efisien sehingga pada akhirnya akan menyebabkan TKS harus diinsenerasi atau dihamparkan bebas di lingkungan. Insenerasi TKS melepaskan CO2 dalam jumlah besar akan berdampak pada pemanasan global. Sedangkan akumulasi TKS dengan kuantitas yang besar di lingkungan membutuhkan waktu yang sangat lama agar berubah secara alami menjadi kompos. Oleh karena itu, TKS lebih baik dimanfaatkan menghasilkan produk tertentu yang bermanfaat. TKS dapat digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan xilitol. Xilitol dari TKS telah dieksplorasi melalui rute bioproses yang terdiri dari pretreatment, hidrolisis enzimatik dan fermentasi xilitol. Hidrolisis enzimatik merupakan salah satu metode yang sering digunakan untuk mengubah bahan lignoselulosa biomassa menjadi xilosa (monomer pembentuk xilitol) karena operasinya yang moderat dan aman, akan tetapi kinerja prosesnya masih perlu ditingkatkan. Pada penelitian ini, telah dilakukan rekayasa proses hidrolisis enzimatik dengan memperhatikan pengaruh solid loading (5%, 10% dan 15%), penambahan surfaktan meliputi Tween 80 dan Tween 20 dan konsentrasi surfaktan (0,5 g /L, 2,5 g/L dan 5 g/L) . Rekayasa proses hidrolisis pada tiga faktor tersebut menunjukan bahwa hidrolisis TKS dengan solid loading 15% yang ditambahkan 0.5 g/L Tween 80 menghasilkan hidrolisat dengan perolehan xilosa tertinggi sekitar 0.0667 g / g. Hidrolisat terbaik dengan konsentrasi xilosa tertinggi kemudian difermentasi dengan D.hansenii ITBCC R85 selama 7 hari. Fermentasi menghasilkan xilitol dan etanol dalam jumlah yang sedikit sekitar 0,0011 g/g dan 0,0214 g/g. Glukosa dan xilosa tidak habis terkonsumsi artinya kehadiran surfaktan diduga menjadi inhibitor pada jalur metabolisme khamir untuk mengkonsumsi gula dan mengubahnya menjadi xilitol.