2013_TA_PP_ANTONI_BUDHI_PRASETYO_1-COVER.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
2013_TA_PP_ANTONI_BUDHI_PRASETYO_1-BAB_1.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
2013_TA_PP_ANTONI_BUDHI_PRASETYO_1-BAB_2.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
2013_TA_PP_ANTONI_BUDHI_PRASETYO_1-BAB_3.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
2013_TA_PP_ANTONI_BUDHI_PRASETYO_1-BAB_4.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
2013_TA_PP_ANTONI_BUDHI_PRASETYO_1-BAB_5.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
2013_TA_PP_ANTONI_BUDHI_PRASETYO_1-PUSTAKA.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Enhanced Oil Recovery (EOR) merupakan teknik lanjutan dalam pengangkatan minyak bumi, EOR pada dasarnya penyuntikan atau penambahan zat sebagai metode untuk meningkatkan produksi minyak. Berdasarkan kategorinya EOR dibagi menjadi empat kategori, yaitu termal, mikrobiologi, misibel dan kimia. Salah satu metode EOR adalah dengan penyuntikan zat kimia seperti surfaktan. Surfaktan adalah salah satu senyawa yang memiliki gugus polar dan nonpolar yang dapat membentuk emulsi sehingga mampu berperan dalam pengangkatan minyak. Pada penelitian ini disintesis surfaktan non-ionik ester lemak poli(etilenglikol) (disingkat ELP) dengan metode konvensional dan metode microwave assisted organic synthesis (MAOS). Metode konvensional dilakukan dengan cara merefluks campuran polietilen glikol, minyak jelantah, dan NaOH pada berbagai variasi waktu. Metode MAOS dilakukan dengan cara mengiradiasi campuran polietilen glikol, minyak jelantah, dan NaOH dengan gelombang mikro pada berbagai variasi waktu dan daya iradiasi. Surfaktan non-ionik telah berhasil disintesis dengan ditunjukkan oleh perubahan fisik yang berhasil melarutkan senyawa polar dan non-polar dan juga ditunjukkan oleh munculnya puncak pada spektrum IR pada 1737 cm-1 yang mewakili gugus ester serta adanya pengurangan intensitas puncak pada 1591 cm-1 yang mewakili gugus COO-. Hasil pengukuran Liquid Chromatography Mass Spectroscopy (LCMS) menunjukkan adanya puncak dengan intensitas tinggi pada [M+H+] 611,8714; 521,7992 dan 615, 9217 yang menunjukkan massa molekul surfaktan. Surfaktan hasil sintesis yang diformulasi menunjukkan larutan yang transparan pada saat uji aqueous stability (uji kelarutan). Pada uji phase behavior (uji kelakukan fasa), surfaktan ELP dapat membentuk 3 fasa dan membentuk emulsi pada fasa bawah dan tengah. Pada uji Interfacial Tension (uji tegangan antarmuka, surfaktan ELP menunjukkan nilai 3x10-3 dyne/cm. Berdasarkan uji-uji tersebut maka dapat disimpulkan bahwa surfaktan ELP hasil sintesis memiliki potensi yang baik untuk aplikasi EOR.
Perpustakaan Digital ITB