Cekungan Jawa Timur merupakan salah satu cekungan hirokarbon prolifik berumur Tersier di Indonesia. Cekungan ini juga dikenal memiliki sifat overpressure yang sering menyebabkan terjadinya kendala pada saat proses pemboran. Gejala overpressure pada cekungan ini lazim ditemui pada formasi yang berumur Plio-Pleistosen pada daerah dalaman dimana sedimen terendapkan secara cepat.
Analisis terhadap data log talikawat, data pengukuran tekanan formasi secara langsung, berat lumpur pemboran dan drilling events pada sumur eksplorasi lepas pantai PT PHE WMO dilakukan guna mengetahui karakteristik gejala overpressure. Metoda Eaton dan Metode Swarbrick digunakan untuk melakukan estimasi besaran overpressure pada daerah riset.
Disequilibrium compaction merupakan penyebab utama terbentuknya overpressure di daerah penelitian. Kedalaman puncak overpressure bervariasi di daerah penelitian. Kedalaman puncak overpressure berkisar antara 700 kaki hingga 2.200 kaki dari dasar laut. Proses pengangkatan disertai erosi ditengarai menjadi penyebab bervariasinya kedalaman puncak overpressure di daerah penelitian.
Prediksi tekanan pori menggunakan Metode Eaton dengan nilai eksponen antara 0,8 - 1,2 menunjukkan kesesuaian dengan data pengukuran tekanan langsung maupun data berat lumpur pemboran dari sumur. Kedalaman puncak overpressure yang diidentifikasi berada dalam kisaran top of Fluid Retention Depth (FRD) menggunakan Metode Swarbrick kecuali untuk satu sumur.
Hasil analisis geokimia batuan induk menunjukkan tidak adanya keterkaitan antara proses pematangan batuan induk dengan pembentukan overpressure di daerah penelitian. Hal ini ditunjukkan oleh data reflektansi vitrinit dan Tmax yang menyatakan material organik akan memasuki jendela kematangan pada kedalaman lebih dari 12.000 kaki.
Perpustakaan Digital ITB