digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Indonesia merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman hayati karena Indonesia terpapar sinar matahari sepanjang tahun dan memiliki tingkat curah hujan yang tinggi. Kondisi ini merupakan kondisi lingkungan yang baik untuk tumbuhan-tumbuhan. Terdapat banyak jenis tumbuhan yang dapat dimanfaatkan, salah satunya adalah tumbuhan nyamplung (Calophyllum inophyllum). Tumbuhan ini memiliki nilai produktivitas buah yang tinggi, masa produktif yang panjang, serta memiliki perolehan minyak yang tinggi di dalam biji. Tumbuhan ini merupakan tumbuhan yang potensial sebagai sumber minyak nabati non-edible untuk pembuatan berbagai macam produk kimia seperti alkyd resin, biodiesel, serta anti-HIV coumarins. Dalam pembuatan produk-produk kimia tersebut, minyak biji nyamplung mentah perlu dimurnikan terlebih dahulu sebelum dilakukan proses esterifikasi dan transesterifikasi. Proses permurnian sendiri diawali dengan proses penghilangan getah-getah yang terdapat dalam minyak (degumming). Getah yang perlu dihilangkan pada proses degumming di adalah fosfatida.. Getah ini perlu dihilangkan karena meningkatkan kehilangan minyak netral, menghalangi proses kristalisasi pada proses fraksinasi, dan menyumbat pori-pori katalis pada proses esterfikasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan ekstraksi minyak dan menghilangkan getah fosfatida dari Callophylum inophyllum secara bersamaan. Penelitian ini dibagi menjadi tiga tahapan umum, yaitu proses persiapan bahan, ekstraksi-degumming dan karakterisasi. Persiapan bahan dilakukan dengan mengeringkan dan mengecilkan ukuran biji nyamplung hingga 8-16 mesh. Ekstraksi biji nyamplung menggunakan metode Soxhlet dengan pelarut n-heksana. Jenis senyawa asam yang digunakan untuk proses degumming adalah asam fosfat dan asam sitrat dengan variasi konsentrasi asam sitrat 0%, 10%, 20%, 30% dan 50%, dan konsentrasi asam fosfat 0%, 20%, 40%, 60% dan 85%. Senyawa asam ditambahkan di timbal dan di labu leher tiga. Keberadaan karbon aktif divariasikan terhadap kedua asam tersebut. Tahap karakterisasi dilakukan dengan menentukan jumlah padatan getah, angka asam, angka iodium dan angka penyabunan.