digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Talinum paniculatum atau ginseng jawa merupakan salah satu tanaman yang biasa digunakan sebagai obat tradisional. Salah satu senyawa aktif yang dihasilkan tanaman ini adalah saponin yang termasuk dalam golongan senyawa terpenoid. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kondisi optimum induksi kultur akar berambut serta menganalisis kandungan saponin kultur akar berambut ginseng jawa. Kultur akar berambut diinduksi dari eksplan daun dari tanaman in vivo dan in vitro menggunakan dua strain A. rhizogenes yaitu strain LBA9402/12 dan ATCC 155843 dengan berbagai variasi optical density (OD600), lama inkubasi, dan penambahan asetosiringon. Konfirmasi akar transgenik dilakukan dengan mengamati ekspresi Green Fluorescence Protein (GFP) dengan mikroskop fluoresense serta analisis PCR untuk mendeteksi gen nptII (resistensi kanamisin). Konsentrasi saponin diukur dari kultur akar berambut menggunakan metode spektrofotometri berdasarkan standar kurva baku asam oleanolat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efisiensi transformasi tertinggi diperoleh pada eksplan daun tanaman in vivo yang diinfeksi dengan OD600 = 1, lama inkubasi 5 menit, tanpa penambahan asetosiringon dengan nilai efisiensi 90%. Analisis saponin menunjukkan bahwa kandungan saponin kultur akar berambut sebesar 2% (b/b) atau lebih tinggi dibandingkan kandungan saponin pada akar tanaman in vivo (1,56%) dan in vitro (1,43%). Berdasarkan penelitian ini, kultur akar berambut dapat digunakan untuk menghasilkan senyawa aktif saponin secara efisien maupun untuk rekayasa metabolit sekunder pada tanaman T. paniculatum.