digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Tanaman Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) diketahui mampu menghasilkan senyawa fenol yang berpotensi sebagai antioksidan. Beberapa penelitian terkait kultur in vitro serta analisis kandungan fenol dan antioksidan pada ubi jalar sudah banyak dilakukan, namun penelitian terkait Ubi Jalar Cilembu masih sangat minim. Penelitian ini memiliki beberapa tujuan, yaitu melakukan optimasi pertumbuhan kalus Ubi Jalar Cilembu pada medium Murashige dan Skoog dengan penambahan BAP dan 2,4-D, serta menganalisis kandungan fenol dan aktivitas antioksidan kalus yang diinduksi dari potongan daun (Kd) dan petiolus (Kp) Ubi Jalar Cilembu. Penelitian ini dilakukan dalam 3 tahap. Tahap pertama merupakan tahap optimasi pertumbuhan kalus Ubi Jalar Cilembu yang dilakukan pada medium padat MS yang diberi BAP dalam konsentrasi 0; 10; dan 15 M yang dikombinasikan dengan 2,4-D dalam konsentrasi 0; 0,5; 1; 2,5; dan 5 M selama 4 minggu. Tahap selanjutnya merupakan tahap subkultur kalus yang dilakukan pada medium yang telah dioptimasi. Subkultur kalus dilakukan selama 4 minggu pada empat jenis medium, yaitu medium tanpa pemberian BAP dan 2,4-D, medium dengan penambahan 2,4-D 5 M tanpa BAP, medium dengan penambahan BAP 10 M tanpa 2,4-D, dan medium dengan penambahan BAP 10 M dan 2,4-D 5 M. Tahap terakhir dalam penelitian ini merupakan tahap analisis yang terdiri dari analisis kandungan fenol dan aktivitas antioksidan. Kandungan fenol kalus Ubi Jalar Cilembu dianalisis menggunakan metode Folin Ciocalteu dan dinyatakan dalam mg GAE per g berat kering. Penentuan aktivitas anti-radikal kalus Ubi Jalar Cilembu dilakukan dengan mengukur penurunan serapan reagen 1,1-diphenyl¬-2-picrylhydrazil (DPPH) pada panjang gelombang 517 nm menggunakan spektrofotometri visible. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah 4 minggu masa pengkulturan, pertumbuhan kalus terbaik dicapai pada medium dengan pemberian 2,4-D 5 M tanpa BAP (Kd = 603,33  41,67 mg dan Kp = 408,89  28,36 mg). Kandungan fenol tertinggi dicapai pada medium dengan penambahan 2,4-D 5 M tanpa BAP (Kd = 7,21  0,39 mg GAE / g berat kering dan Kp = 1,26  0,04 mg GAE / g berat kering). Aktivitas antioksidan tertinggi Kd memiliki nilai 1/IC50 sebesar 2,57  0,31 L/g yang dihasilkan pada medium BAP 10 M tanpa 2,4-D. Sementara itu, aktivitas antioksidan tertinggi Kp sebesar 1,06  0,04 L/g diinduksi dari medium 2,4-D 5 M tanpa BAP. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa potongan daun dan petiolus Ubi Jalar Cilembu dapat digunakan sebagai eksplan untuk menginduksi terbentuknya kalus. Selain itu, senyawa fenol yang memiliki potensi sebagai antioksidan dapat disintesis dari kultur in vitro kalus Ubi Jalar Cilembu.