digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Asam monokloroasetat (MCA) banyak digunakan dalam pertanian, pertambangan, farmasi, dan bidang lainnya. Penggunaan asam monokloroasetat yang semakin tinggi menyebabkan limbah yang semakin banyak pula. Pseudomonas aeruginosa merupakan salah satu bakteri Gram negatif yang menghasilkan haloacid dehalogenase, yang dapat digunakan untuk remediasi polutan organohalogen. Gen haloacid dehalogenase telah diklon ke dalam pGEMT dengan sel inang E. coli TOP10, dan telah disubklon ke vektor ekspresi pET-30a(+) dengan sel inang E. coli BL21 (DE3). Ekspresi dalam pET-30a(+) ini sedang dipelajari, dan diduga bahwa residu D7 mempunyai peran penting terhadap aktivitasnya untuk mendegradasi asam monokloasetat. Pada penelitian ini, telah dilakukan mutasi terarah D7A menggunakan PCR dengan menggunakan primer mutagenik. Polimerase yang digunakan adalah Pfu polimerase dan enzim restriksi DpnI digunakan untuk memotong sekuen GMe6ATC yang termetilasi pada plasmid templat. Amplikon hasil mutasi digunakan untuk mentransformasi E. coli TOP10. Gen hasil mutasi dalam plasmid pET-paed-d D7A kemudian disekuens, dan pensejajaran urutan basa nukleotidanya dengan gen awal menunjukkan terjadinya mutasi D7A. Analisis bioinformatika menunjukkan adanya perubahan panjang lembaran-beta dari struktur haloacid dehalogenase D7A. Aktivitas haloacid dehalogenase D7A kemudian dibandingkan dengan aktivitas enzim awalnya melalui analisis kuantitatif terhadap jumlah Cl- yang dilepaskan dari reaksi katalitik dehalogenase dengan substrat MCA. Hasil analisis menunjukkan tidak adanya perbedaan aktivitas antara haloacid dehalogenase awal dengan haloacid dehalogenase D7A. Dapat disimpulkan bahwa D7 bukan merupakan residu katalitik pada haloacid dehalogenase dari Pseudomonas aeruginosa strain lokal.