Tumbuhan beluntas (Pluchea indica L.) merupakan salah satu tanaman tradisional yang digunakan
untuk penghilang bau badan yang disebabkan oleh Staphylococcus epidermidis. Namun, penelitian
saat ini menunjukkan pula bahwa daun beluntas berpotensi sebagai antibakteri jerawat pada
Propionibacterium acnes. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan aktivitas serta golongan
senyawa antibakteri pada ekstrak daun beluntas. Daun beluntas diekstraksi dengan cara refluks
bertingkat menggunakan pelarut yang meningkat kepolarannya yaitu n-heksana, etil asetat, etanol.
Masing-masing ekstrak dipantau dengan metode kromatografi lapis tipis. Aktivitas antibakteri
ketiga ekstrak diuji melalui metode cakram difusi agar, uji mikrodilusi serta uji biootografi.
Berdasarkan metode cakram difusi agar, ketiga ekstrak memiliki daya hambat pada kedua bakteri
uji. Hasil mikrodilusi yaitu ketiga ekstrak memiliki nilai KHM diatas 4096 µg/mL pada kedua bakteri
uji. Hasil uji biootografi yaitu ketiga ekstrak menunjukkan adanya zona hambat pada
Propionibacterium acnes, namun tidak terlihat jelas pada Staphylococcus epidermidis. Aktivitas
antibakteri terbaik berada pada ekstrak etanol dengan zona hambat tertinggi pada uji cakram difusi
agar dan keterpisahan bercak pada uji biootografi yang paling baik. Rf 0,6 ekstrak etanol yang
memberikan zona hambat menjadi panduan dalam proses isolasi senyawa antibakteri. Fraksinasi
dilakukan dengan metode kromatografi cair vakum menggunakan eluen gradien dan pemurnian
dilakukan dengan metode KLT preparatif. Dua senyawa aktif yang diisolasi, salah satunya termasuk
kedalam golongan flavonoid dan satu lainnya tidak dapat diidentifikasi golongannya. Aktivitas
antibakteri ditunjukkan pada kedua isolate.
Perpustakaan Digital ITB