digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Tumbuhan beluntas (Pluchea indica L.) merupakan salah satu tanaman tradisional yang digunakan untuk penghilang bau badan yang disebabkan oleh Staphylococcus epidermidis. Namun, penelitian saat ini menunjukkan pula bahwa daun beluntas berpotensi sebagai antibakteri jerawat pada Propionibacterium acnes. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan aktivitas serta golongan senyawa antibakteri pada ekstrak daun beluntas. Daun beluntas diekstraksi dengan cara refluks bertingkat menggunakan pelarut yang meningkat kepolarannya yaitu n-heksana, etil asetat, etanol. Masing-masing ekstrak dipantau dengan metode kromatografi lapis tipis. Aktivitas antibakteri ketiga ekstrak diuji melalui metode cakram difusi agar, uji mikrodilusi serta uji biootografi. Berdasarkan metode cakram difusi agar, ketiga ekstrak memiliki daya hambat pada kedua bakteri uji. Hasil mikrodilusi yaitu ketiga ekstrak memiliki nilai KHM diatas 4096 µg/mL pada kedua bakteri uji. Hasil uji biootografi yaitu ketiga ekstrak menunjukkan adanya zona hambat pada Propionibacterium acnes, namun tidak terlihat jelas pada Staphylococcus epidermidis. Aktivitas antibakteri terbaik berada pada ekstrak etanol dengan zona hambat tertinggi pada uji cakram difusi agar dan keterpisahan bercak pada uji biootografi yang paling baik. Rf 0,6 ekstrak etanol yang memberikan zona hambat menjadi panduan dalam proses isolasi senyawa antibakteri. Fraksinasi dilakukan dengan metode kromatografi cair vakum menggunakan eluen gradien dan pemurnian dilakukan dengan metode KLT preparatif. Dua senyawa aktif yang diisolasi, salah satunya termasuk kedalam golongan flavonoid dan satu lainnya tidak dapat diidentifikasi golongannya. Aktivitas antibakteri ditunjukkan pada kedua isolate.