Produksi minyak kelapa sawit di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Hasil samping dari proses pengolahan minyak kelapa sawit ini adalah limbah cair kelapa sawit atau dikenal sebagai palm oil mill effluent (POME). POME akan menjadi limbah yang berbahaya apabila tidak dilakukan pengolahan terlebih dahulu sebelum dibuang ke lingkungan. Dengan kandungan organik yang tinggi, POME memiliki potensi untuk dimanfaatkan kembali. Salah satunya adalah
menghasilkan etanol melalui proses anaerob. Dalam mempercepat pengolahan POME dapat ditambah kofaktor logam yang berfungsi sebagai aktivasi enzim. Tujuan penelitian ini adalah menentukan pengaruh penambahan logam Fe (besi),
Co (Kobalt) dan Mo (Molibdenum) pada pembentukan etanol dari POME secara anaerob dengan metode statistik faktorial 2n. Proses anaerob menggunakan Circulating Bed Reactor (CBR) yang dioperasikan secara batch dan duplo reaktor.
Volume kerja yang digunakan pada penelitian ini adalah 3,5 L dengan waktu pengoperasian selama 48 jam. Setiap 12 jam dilakukan pengamatan terhadap parameter pH,TAV (Total Asam Volatil), VSS (Volatile Suspended Solid), COD (Chemical Oxygen Demand) terlarut dan etanol pada delapan kondisi dari logam yang digunakan. Secara umum, pH akan mengalami penurunan dari jam ke-0 hingga jam ke-24 dan mengalami peningkatan setelahnya. Penyisihan COD terbesar didapatan dengan adanya penambahan logam Mo dengan efisiensi 75 %
pada reaktor 1 dan 76% pada reaktor 2. Konsentrasi etanol tertinggi setelah 48 jam didapatkan dengan penambahan logam Fe dan Mo secara tunggal yaitu 9.253,8 mg/L. Kombinasi logam Fe-Mo dan Fe-Co-Mo akan memberikan
pengaruh terhadap pembentukan etanol menurut statistk 2n faktorial.
Perpustakaan Digital ITB