digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2018 TS PP Musti’atin 1-ABSTRAK.pdf
PUBLIC Siti Sarah Nurbaity

Sesar dapat berfungsi sebagai batas (barrier) atau jalur aliran fluida baik secara lateral maupun vertikal. Fluida yang mengalir secara vertikal umumnya berasal dari bawah pemukaan. Fluida yang berasal dari bawah permukaan biasanya memiliki karakteristik yang berbeda dengan fluida di kedalaman dangkal atau permukaan. Sesar Lembang merupakan sesar normal sepanjang 22 km mulai dari Gunung Palasari di bagian timur hingga Cisarua di bagian barat dengan orientasi barat-timur. Studi hidrogeokimia meliputi analisis unsur utama, isotop stabil δ13C dari karbon dioksida terlarut, δ18O dan δ2H dalam air pada mata air, serta analisis presipitat menggunakan metode XRD dilakukan untuk mengetahui karakter Sesar Lembang terhadap aliran fluida dari bawah permukaan. Elaborasi hasil analisis unsur utama, isotop stabil δ13C dari karbon dioksida terlarut, δ18O dan δ2H di dalam air menunjukkan bahwa mata air yang berada di sepanjang jalur Sesar Lembang berasal dari batugamping dan napal. Analisis unsur utama juga memperlihatkan karakter penggaraman (salting) dan reaksi dengan batuan samping dengan proses utama disolusi batuan karbonat. Batugamping dan napal tidak ditemukan singkapannya di lokasi penelitian namun penampang stratigrafi regional Jawa Barat memperlihatkan keterdapatan kedua jenis batuan ini di bagian bawah dari Sesar Lembang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Sesar Lembang memotong kedua litologi ini dan menghasilkan zona permeabel di bawah permukaan. Fluida yang berasal dari air formasi dan air yang berumur tua kemudian mengalir melalui sesar ke permukaan. Aliran fluida ini kemudian berinteraski dengan batuan samping menyebabkan terjadinya proses pelarutan batuan karbonat sehingga meningkatkan salinitas fluida. Fluida dengan salinitas yang lebih tinggi ini bercampur dengan fluida di kedalaman dangkal hingga akhirnya muncul di permukaan sebagai mata air di sekitar Sesar Lembang.