digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Penentuan buah matang umumnya berdasarkan warna dan lunak atau tidaknya daging buah. Akan tetapi, metode ini bersifat subjektif sehingga diperlukan metoda yang lebih objektif. Salah satunya adalah menentukan kematangan buah berdasarkan gas yang dikeluarkannya, yaitu gas etilen. Pengembangan pendeteksi gas etilen telah banyak dilakukan. Akan tetapi, penggunaan alatalat tersebut masih dalam skala laboratorium. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah sistem pendeteksi gas etilen yang portable sehingga dapat dimanfaatkan secara luas. Pada tugas akhir ini, prinsip yang digunakan adalah prinsip absorbsi frekuensi pada molekul. Ketika frekuensi dari dari source sama dengan frekuensi vibrasi molekul, maka frekuensi tersebut akan diserap. Akibatnya ada energi yang hilang. Energi yang hilang ini dikonversi menjadi energi lain, salah satunya adalah energi panas. Panas inilah yang akan dideteksi oleh sensor. Pada tugas akhir ini, digunakan Far-Infrared Source dan sensor Thermopile karena komponen ini cocok untuk gas etilen yang memiliki serapan terbesar pada panjang gelombang 10-11 µm. Selanjutnya, parameter yang akan diukur adalah parameter tegangan optimum kipas dan tegangan referensi buah matang. Hasil yang diperoleh adalah tegangan kipas tidak berpengaruh signifikan terhadap sinyal yang diperoleh. Sedangkan tegangan referensi setiap tingkat kematangan buah, yaitu setengah matang = 2.05 V < Vout < 2.09 V dan matang = Vout > 2.09 V.