digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Saat ini, terdapat 2.500 desa yang belum teraliri listrik dan terdapat 10.000 desa yang kapasitas listriknya masih kurang. Pada tahun 2019 atau bahkan lebih awal, pemerintah menargetkan rasio elektrifikasi di Indonesia menjadi 99%. Selain itu, pemerintah juga menargetkan proporsi penggunaan energi baru dan terbarukan sebesar 23% di tahun 2025. Akan tetapi penggunaan energi baru dan terbarukan ini memiliki kendala, yaitu keluaran yang bergantung pada iklim dan lingkungan, sehingga suplai menuju beban menjadi tidak terpenuhi pada waktu tertentu. Oleh karena itu, diperlukan pembangkit hybrid yang menggabungkan sumber energi yang berbeda, seperti energi angin, energi surya, generator diesel, dan sebagainya. Ketersediaan sumber energi yang ada dapat dimaksimalkan penggunaanya sehingga suplai listrik menuju beban dapat terpenuhi di setiap waktu. Salah satu desa yang belum teraliri listrik PLN adalah Desa Madapuhi, Kecamatan Mangoli Utara, Kabupaten Kepulauan Sula, Provinsi Maluku Utara. Pembangkit PV-Generator hybrid ini didesain untuk beban komunal dan beban administratif dengan menggunakan HOMERR Pro untuk mendapatkan konfigurasi pembangkit hybrid yang paling optimal dan murah. Pada hasil simulasi dengan HOMER Pro, kita membandingkan nilai LCOE antara konfigurasi Pure Generator, Pure PV, Pure Turbin Angin dan konfigurasi pembangkit hybrid PV-Generator-Turbin. Angin Untuk kedua jenis beban, konfigurasi pembangkit hybrid PV-Generator-Turbin Angin menghasilkan harga LCOE yang termurah, yakni Rp. 7.668 untuk beban komunal dan Rp. 8.536 untuk beban administratif. Setelah melakukan simulasi dengan PVSyst dan PV*SOL, konfigurasi pembangkit hybrid PV-Generator-Turbin Angin untuk kedua beban layak diimplementasikan.