Ketersediaan infomasi geospasial merupakan salah satu faktor dalam mengoptimalkan perencanaan pembangunan. Di sisi lain, peningkatan kebutuhan peta skala besar terus diupayakan untuk memenuhi tantangan tersebut. Salah satu upayanya yaitu dengan memanfaatkan teknologi pemetaan menggunakan wahana
UAV. Pemetaan dengan memanfaatkan wahana UAV dipandang efektif dan efisien baik itu dari segi waktu maupun biaya. Keakurasian data yang dihasilkan dari UAV pun terus ditingkatkan. Salah satunya adalah melakukan studi terhadap data yang dihasilkan oleh wahana UAV yakni pengaruh sebaran titik ikat terhadap ketelitia peta yang dihasilkan. Penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh sebaran titik ikat yang diekstraksi menggunakan metode pencocokan citra dan eksperimen dengan berbagai jumlah titik ikat secara teratur pada lokasi Von Gruber dapat menghasilkan pengurangan yang berarti terhadap kesalahan rata-rata dalam ruang foto. Selain itu, The Dumped Bundle Adjustment (DBAT) digunakan untuk verivikasi independen
dalam perhitungan Bundle Adjustment. Kajian yang dilakukan pada titik ikat di area Von Gruber secara berturut-turut menggunakan window ektraksi mulai dari 301x 301 pixel, 401x 401 pixel, 501x 501 pixel, 601x 601 pixel, dan 701x701 pixel menunjukkan bahwa RMSE terbaik berada pada window 601x601 pixel. Nilai RMSE Delta XY yang diperoleh sebesar 0.16 m. Berdasarkan nilai RMSE tersebut maka ketelitian geometri peta yang dihasilkan memenuhi standar berdasarkan
Peraturan Kepala Badan Informasi Geospasial No.15 tahun 2014 yaitu peta dengan skala 1:1000 pada kelas I.
Perpustakaan Digital ITB