digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2018 TS PP ITO PURNOMO 1-ABSTRAK.pdf
PUBLIC Resti Andriani

Ekstraksi emas dari sumber sekunder terus dipelajari karena kebutuhan emas dunia yang terus meningkat. Salah satu sumber sekunder emas berasal dari tailing hasil sianidasi. Terbuangnya emas kedalam tailing disebabkan karena karakteristik emas yang bersifat refraktori atau emas yang larut terbawa dalam fraksi karbon halus baik yang berasal dari bijih maupun dari karbon aktif yang lolos dari safety screen dan ikut terbuang kedalam tailing. Metode pra-olahan yang tepat untuk me-recovery emas tergantung pada karakteristik tailing tersebut. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari karakteristik emas dari tailing serta pengaruh biooksidasi menggunakan bakteri Citrobacter youngae dan Bacillus megaterium terhadap peningkatan persen ekstraksi emas pada proses sianidasi. Hasil Diagnostic leaching dari tailing hasil sianidasi yang berasal dari Pabrik Pengolahan Emas Pongkor, PT. Antam Tbk menunjukkan bahwa emas dalam tailing sebagian besar terjebak didalam mineral oksida kompleks (48%) dan pirit pirit (30%) dengan sisanya berada dalam mineral kalsit (4%) dan dan silikat (2%) serta karbon (2%) dimana sekitar 14% merupakan free gold. Berdasarkan hasil analisis XRD, mineral oksida kompleks dalam tailing emas Pongkor terdiri atas atas sanidin (KAlSi3O8) dan albit (NaAlSi3O8). Emas yang terjebak didalam pirit dapat dioksidasi menggunakan bakteri pengoksidasi besi dan sulfur, sementara emas di dalam mineral oksida kompleks dapat diliberasi dengan proses pra-sianidasi dengan pelindian menggunakan asam klorida. Hasil penelitian menunjukkan proses biooksidasi menggunakan bakteri Citrobacter youngae dan Bacillus megaterium mampu meningkatkan persen ekstraksi emas pada proses sianidasi dari 17,85% berturut-turut menjadi 23,95% dan 25,43% untuk kedua bakteri dengan parameter biooksidasi pada 5% padatan, penambahan 7 g/L FeSO4.7H2O dan ukuran partikel -100+200 mesh. Penambahan pirit sebagai sumber besi dan sulfur justru menyebabkan penurunan persen ekstraksi emas yang diperkirakan karena penambahan pirit tersebut menyebabkan pasivasi butiran emas pada tahap sianidasi. Berdasarkan hasil-hasil penelitian yang diperoleh, bakteri C. youngae yang digunakan mampu mengoksidasi emas dalam pirit didalam sampel tailing sebesar 20,33% dari total emas dalam pirit yang ada, sementara bakteri B. megaterium mampu mengoksidasi sebanyak 25,27% emas dalam pirit. Pada proses pra-sianidasi menggunakan HCl 1 molar diperoleh persen ekstraksi emas tertinggi yaitu 57,34% yang menunjukkan bahwa emas dapat dibebaskan sebanyak 82,27% dari total emas yang berada dalam mineral oksida kompleks.