2018 TA PP INDRA NAFI AKHSANI - KEVIN SUTANTO 1- ABSTRAK.pdf
PUBLIC Open In Flipbook Alice Diniarti
Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia dengan lebih dari 17.000 pulau terbentang dari Sabang sampai Merauke. Tercatat 64,97 % dari luas wilayah kedaulatan NKRI atau sekitar 3,5 juta kilometer persegi terdiri dari lautan. Ditunjang letak geografis yang sangat strategis di antara 2 benua dan 2 samudera dan didukung dengan visi Presiden Republik Indonesia saat ini, yaitu Joko Widodo untuk mengukuhkan Indonesia sebagai poros maritim dunia., hal ini tentunya mendorong terjadinya aktivitas ataupun lalu lintas yang sibuk pada perairan di Indonesia. Semakin sibuk arus transportasi laut, tentunya resiko pencemaran pun semakin meningkat. Salah satu bentuk pencemaran yang paling sering dijumpai adalah tumpahan minyak. Contoh kasus yang menyita perhatian publik adalah tumpahnya minyak di Teluk Balikpapan pada 31 Maret 2018 sebanyak 40.000 barel. Tumpahan minyak dapat berasal dari kebocoran tangki kapal pengangkut, kecelakaan kapal, pengeboran lepas pantai, ataupun terminal bongkar muat tengah laut.
Oleh karena itu, dibutuhkanlah oil boom yang mampu menyerap tumpahan minyak dan dapat digunakan sebagai penanganan pertama pada kasus tumpahan minyak. Atas dasar hal-hal diatas, penelitian ini ditujukan untuk mengembangkan bahan isian oil boom dengan memanfaatkan semaksimal mungkin penggunaan bahan baku isian oil boom yang tersedia di dalam negeri dengan penekanan khusus pada penggunaan bahan baku alami. Isian oil boom yang digunakan berupa campuran serat kapuk dan serat polipropilenaa. Serat kapuk diperoleh dari buah kapuk (ceiba petandra) dan serat polipropilena yang digunakan berjenis nonwoven.
Pada penelitian ini, dilakukan empat tahap utama yaitu pembuatan campuran serat, pembuatan oil boom, penyiapan adsorbat, dan pengujian oil boom. Tahap pembuatan campuran serat dilakukan dengan mencampurkan serat kapuk dan serat polipropilena sesuai variasi komposisi berat. Pada tahap pembuatan oil boom dilakukan dengan memasukkan campuran serat ke dalam kain pembungkus dan mengikat kedua ujungnya dengan karet gelang. Tahap penyiapan adsorbat dilakukan dengan mempersiapkan air laut dan dituangkan ke dalam wadah kemudian ditumpahkan minyak mentah atau minyak diesel. Dan terakhir, tahap uji parameter oil boom yang berupa uji kapasitas Serapan dan uji kapasitas apung serta penentuan komposisi bahan isian oil boom terbaik berdasarkan hasil pengujian. Kapasitas Serapan tertinggi diperoleh pada komposisi 100% kapuk sebesar 21,02 g serat/ g minyak mentah dan 14,12 g serat / g minyak diesel. Kelima variasi komposisi memiliki nilai buoyancy per weight ratio 5 hingga 15.
Perpustakaan Digital ITB