digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Konstruksi gedung vertikal dewasa ini sangat diminati oleh masyarakat karena menjadi sebuah solusi keterbatasan lahan yang terjadi terutama di daerah berpenduduk padat di Indonesia. Sebuah gedung vertikal biasanya dilengkapi dengan basement untuk tempat parkir sebagai penyelesaian masalah penggunaan lahan disekitar gedung untuk parkir kendaraan yang biasanya menghambat lalu lintas. Di Indonesia bangunan gedung dengan struktur atas dan basement sebagai struktur bawah, disesain dengan metode analisis dua tahap. Metode ini memodelkan struktur atas dijepit di lantai dasar kemudian secara terpisah struktur bawah dianalisis. Sebagai negara dengan pertemuan lempeng benua terbanyayk di dunia Indonesia terkenal dengan seringnya gempa yang terjasi. Gempa akan sangat berdampak terhadap struktur. Setidaknya struktur semestinya didesain agar dapat menahan deformasi secara plastis sebelum akhirnya runtuh saat terjadinya gempa supaya orang-orang dialamnya dapat terlebih dahulu menyelamatkan diri. Pada studi ini akan dibahas perancangan gedung dengan struktur bawah yang tahan gempa. Analisis gempa akan dilakukan dengan metode analisa respon spectra untuk struktur atas dan static lateral ekivalen untuk struktur bawah. Gedung pada studi ini akan didesain pada lokasi yang menyebabkan gedung ini memiliki kategori desain seismic D (KDS D). Gedung ini akan didesain dengan sistem sruktur ganda yaitu Sistem Dinding Struktural Khusus (SDSK) dan Siste Rangak Pemikul Momen Khusus (SRPMK) untuk struktur atas dan bawah. Segala peraturan yang diterapkan pada studi ini mengacu pada SNI 1726-2012 dan SNI 2847-2013.