digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Indonesia sudah tidak menjadi bagian dari OPEC yang menunjukan bahwa Indonesia bukanlah salah satu produsen minyak terbesar lagi. Hal ini menjadikan mulai dikembangkannya energy nonkonvensional sebagai alternatif pengganti minyak. Selain Coal Bed Methane, kita juga mengenal adanya Shale Gas yang merupakan gas alam yang diproduksikan pada formasi shale. Formasi shale yang berfungsi sebagai batuan reservoir dan sekaligus sebagai source rock membutuhkan penelitan lebih lanjut mengenai karakteristik formasi shale yang seperti apa yang bisa dan ekonomis untuk menjadi batuan reservoir sekaligus source rock. Seperti yang diketahui bahwa formasi shale memiliki permeabilitas yang sangat kecil, sehingga dibutuhkan metode hydraulic fracturing untuk memproduksikannya. Oleh karena itu, selain menganalisa mengenai geokimia dari formasi shale ini, dibutuhkan pula analisa geomekanika agar dapat mengetahui ekonomis-kah formasi ini untuk dilakukan teknologi tersebut. Parameter yang dianalisa untuk geokimia dari formasi shale antara lain Total Organic Carbon (TOC), kerogen, Vitrinite Reflectance (Ro) dan Rock Eval Pyrolysis. Sedangkan parameter yang dianalisa untuk geomekanika dari formasi shale adalah permeabilitas, mineralogy, in situ stress, Poisson’s ratio dan Modulus Young. Studi literatur ini dilakukan dengan mengambil sumber-sumber terpercaya dari bidang geologi dan perminyakan. Dimana literatur yang didapat menerangkan mengenai karakteristik reservoir secara keseluruhan dan tentunya juga menjelaskan mengenai formasi shale. Tujuan dari tulisan ini adalah untuk memberikan gambaran karakteristik formasi shale yang dapat dilakukan penelitian lebih lanjut sampai dengan diproduksikan dengan ekonomis.