digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


BAB 1 FAKHRI IHSAN FADILAH (NIM : 12114009)
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 FAKHRI IHSAN FADILAH (NIM : 12114009)
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 FAKHRI IHSAN FADILAH (NIM : 12114009)
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 FAKHRI IHSAN FADILAH (NIM : 12114009)
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 FAKHRI IHSAN FADILAH (NIM : 12114009)
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA FAKHRI IHSAN FADILAH (NIM : 12114009)
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

Pertambangan merupakan aktivitas pengambilan mineral berharga yang bernilai ekonomis. Hampir semua kegiatan penambangan di Indonesia menggunakan metode tambang terbuka dan kestabilan lereng pada tambang terbuka merupakan salah satu aspek yang harus ditinjau. Kegiatan peledakan, getaran dari peralatan, dan gempa bumi akan sangat mempengaruhi kestabilan lereng dan akan mengakibatkan kelongsoran. Salah satu jenis kelongsoran adalah longsoran guling. Adapun salah satu cara menganalisis kestabilan lereng adalah dengan mengadakan pemodelan fisik di laboratorium. Pemodelan fisik yang akan dilakukan adalah uji sentrifugal dikarenakan variabel-variabel ujinya merepresentasikan keadaan lapangan sesungguhnya. Model fisik lereng yang akan dilakukan pengujian adalah model lereng keseluruhan. Model lereng memiliki kemiringan lereng sebesar 53⁰ , spasi kekar horizontal sebesar 12 cm, dan spasi kekar vertikal sebesar 6 cm. Semua model lereng akan diberikan percepatan sentrifugal sebesar 0g, 0.26g, 0.67g, dan 1.5g selama 15 detik. Model lereng keseluruhan ini kemudian akan dibandingkan dengan model lereng open pit (Safitri, 2018), dan model lereng open cast (Lestari, 2018). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa percepatan kritis untuk model lereng keseluruhan adalah 0.26 g dan setiap kenaikan percepatan sentrifugal, maka volume kelongsoran akan bertambah pula. Setelah dilakukan perbandingan dengan model lereng lain, didapat bahwa bentuk lereng mempengaruhi kestabilan lereng dan volume kelongsoran lereng. Model lereng yang paling stabil adalah model lereng open pit (Safitri, 2018) dengan volume kelongsoran terendah, sedangkan model lereng yang paling kurang stabil adalah model lereng open cast (Lestari, 2018), dan model lereng tunggal berada di antara keduanya dalam hal kestabilan lereng dan volume kelongsorannya.