digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Mineral dalam material batuan penutup yang telah terdedah memiliki potensi untuk membentuk air asam tambang (AAT) jika terjadi kontak dengan udara dan air. Metode resistivitas sounding digunakan dalam delineasi lapisan jenuh dan tidak jenuh, yang selanjutnya dari kedua zona tersebut dilakukan penentuan area dengan potensi pembentukan air asam tambang dan area akumulasi sulfat. Pengambilan data dilakukan pada area timbunan batuan penutup tambang batubara. Lokasi pertama (pit H) dilakukan dua titik pengukuran, sementara empat titik pengukuran dilakukan pada lokasi kedua (pit J). Titik sounding berada di sekitar sumur pantau area timbunan. Sumur pantau DZA berada di area timbunan pit H, sementara pit J memiliki empat sumur pantau (DMN, DMU, DMD, dan DMS). Sampel air sumur pantau diambil sebanyak 2500 mL untuk dilakukan pengujian kualitas air terkait komposisi ion dalam air. Berdasarkan kualitas air sumur pantau dapat diketahui fasies hidrokimia dari air sumur pantau. Penggunaan metode resistivitas sounding dapat mendelineasi zona jenuh dan tidak jenuh berdasarkan kontras nilai resistivitas antar lapisan, pada lokasi pertama memberikan informasi zona jenuh hingga kedalaman 19,3 m dari permukaan dan pada kedalaman 36,7-69, m dengan rentang nilai resistivitas 4,9-19,4 ohm.m, sementara lokasi kedua, zon jenuh berada pada kedalaman 1,9-8,2 m dengan rentang nilai resistivitas 0,6-7,2 ohm.m. Pendugaan area potensi pembentukan AAT pada timbunan pit H maupun pit J melalui korelasi data kolom sounding dengan konsentrasi sulfat air sumur pantau. Dari hasil korelasi, area dengan potensi pembentukan AAT berada pada rentang nilai resistivitas 1,6-6,7 ohm.m dan berada pada zona tidak jenuh, dan pada kondisi di bawah water level diduga merupakan area akumulasi sulfat. Akurasi model bawah permukaan dapat ditingkatkan dengan menggunakan kombinasi pengambilan data sounding dan profiling.