digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

PT LEN Industri (Persero) merupakan perusahaan BUMN berbasis proyek yang telah menerapkan manajemen risiko. Proyek merupakan penggerak utama bisnis perusahaan ini. Saat ini proses asesmen risiko hanya dilakukan secara kualitatif saja sehingga dirasa belum merepresentasikan kondisi nyata dan hasilnya pun dirasa memiliki tingkat akurasi yang rendah. Oleh sebab itu, PT LEN menyadari bahwa penerapan asesmen risiko ini perlu ditingkatkan terutama untuk risiko biaya proyek unit bisnis di PT LEN karena informasi yang dihasilkan dari proses ini sangat berpengaruh terhadap keputusan yang dibuat oleh perusahaan. Peningkatan tersebut dilakukan dengan melakukan perancangan asesmen risiko biaya proyek di unit bisnis PT LEN, sehingga proses asesmen risiko dapat dilakukan secara kuantitatif. Rancangan asesmen risiko biaya proyek dibangun dengan menggunakan pendekatan sistem pendukung keputusan (SPK), dan simulasi monte carlo untuk menghasilkan rancangan yang tepat guna dan dapat melakukan proses asesmen risiko proyek secara kuantitatif sesuai dengan yang diharapkan. Rancangan sistem dibangun dengan menggunakan bantuan software Microsoft Excel, Visual Basic for Application, dan @Risk. Berdasarkan penelitian ini, proses asesmen risiko dengan simulasi monte carlo dilakukan dengan menggunakan model yang dibangun berdasarkan sistem sebenarnya. Model dihasilkan dengan bantuan fault tree dan risk factor model dan terdiri dari sejumlah kejadian beserta atribut biaya yang saling berinteraksi dan memengaruhi kenaikan biaya proyek. Besarnya kenaikan biaya total proyek dipengaruhi oleh estimasi nilai probability dan impact dari kejadian tersebut yang bersifat probabilistik. Dengan model dan estimasi nilai probability-impact dari kejadian risiko proyek, simulasi pun dilakukan menggunakan angka random sebanyak 10.000 iterasi hingga akhirnya pengguna mendapatkan keluaran terkuantifikasi dengan satuan spesifik berupa rupiah dalam bentuk cumulative distribution function dan tornado diagram. Dengan pendekatan SPK, interaksi antarpengguna dan sistem ini dibangun kedalam rancangan sistem sesuai dengan kebutuhan dalam proses asesmen risiko. Implementasi rancangan pada proyek pemeliharan sistem monitoring menghasilkan daftar risiko proyek yang terdiri atas 31 risiko dari 10 risiko teridentifikasi yang dimasukkan pengguna. Selain itu, didapatkan pula informasi bahwa 100% proyek tersebut tidak akan mengalami kenaikan lebih dari Rp 2.482.000.000 dan pada proyek ini kejadian “ada pekerjaan tambahan” memiliki pengaruh paling besar terhadap kenaikan biaya total proyek yaitu mulai dari Rp Rp 923.616.316 hingga Rp 1.571.000.000.