Berdasarkan PP No. 38 Tahun 2002, Indonesia menggunakan Mean Low Water Spring (MLWS) sebagai model Chart Datum-nya. Sedangkan, IHO menetapkan LAT sebagai model Chart Datum Internasional. LAT memiliki kedudukan yang lebih rendah dari MLWS, sehingga akan menimbulkan adanya pergeseran horizontal garis pangkal ke arah luar saat model Chart Datum diubah dari MLWS menjadi LAT. Oleh sebab itu, maka luas wilayah Indonesia juga pasti akan bertambah.
Tugas Akhir ini ditujukan untuk mengetahui perbedaan kedudukan vertikal antara model Chart Datum MLWS dan LAT serta pengaruhnya terhadap tingkat signifikansi pergeseran garis pangkal dan perbedaan luas wilayah yang dihasilkan. Metode yang digunakan meliputi analisis harmonik pasut menggunakan aplikasi T_Tide dengan data pasut hasil inventarisasi dari tiga stasiun pasut BIG (Cilacap, Benoa, dan Jayapura), penentuan MLWS dan prediksi LAT, penentuan perbedaan kedudukan MLWS dan LAT, serta penentuan pergeseran garis pangkal beserta tingkat signifikansinya dan perbedaan luas wilayah yang dihasilkan menggunakan Peta LPI dan LLN di setiap wilayah.
LAT memiliki kedudukan yang lebih rendah dari MLWS, perbedaan kedudukan vertikal antara MLWS dan LAT di wilayah stasiun pasut Cilacap, Benoa, dan Jayapura masing-masing adalah 0,529 m; 0,645 m; dan 0,905 m. Untuk tingkat signifikansi, pergeseran garis pangkal di wilayah stasiun pasut Cilacap, Benoa dan Jayapura adalah signifikan pada peta skala 1:25.000 dan 1:50.000, serta tidak signifikan pada skala 1:200.000 dan 1:250.000. Penambahan luas wilayah di wilayah stasiun pasut Cilacap, Benoa, dan Jayapura masing-masing adalah 2.593.588,578 m2; 5.943.578,540 m2; dan 32.196.604,435 m2.
Perpustakaan Digital ITB