Dalam proses penambangan terutama saat penggalian, material yang berada di dalam bumi terdedahkan, termasuk material-material pembentuk asam. Dengan terdedahkannya material-material pembentuk asam tersebut dapat menyebabkan kemunculan air asam tambang. Air asam tambang dapat dikelola dengan cara mengetahui potensi pembentukan air asam tambang dari batuannya terlebih dahulu. Untuk mengetahui potensi pembentukan air asam tambang dari suatu batuan diperlukan pengujian karakterisasi geokimia batuan.
Uji karakterisasi geokimia batuan yang banyak digunakan pada saat ini adalah uji statik dan uji kinetik. Uji statik yang umum digunakan yaitu uji statik (pH pasta, Acid Base Accounting (ABA), Net Acid Generating (NAG)). Pada saat ini telah diperkenalkan uji Net Total Acid Producing Potential (NTAPP). Pada uji NTAPP dapat dipilah antara sulfur pembentuk asam dengan sulfur yang tidak membentuk asam. Penelitian ini dilakukan untuk mengkarakterisasi sampel batuan dengan menggunakan uji NTAPP maupun uji statik ABA dan kemudian dianalisis perbedaan hasil karakterisasi dari kedua metode tersebut. Hasil dari karakterisasi geokimia batuan dengan menggunakan kedua metode tersebut akan diverifikasi dengan hasil uji kinetik. Uji kinetik dilakukan menggunakan metode Free Draining Column Leach Test (FDCLT), diikuti dengan pengukuran parameter fisik dan kimia pada air lindian.
Nilai potensi Total Keasaman Maksimum pada metode NTAPP umumnya lebih rendah dari nilai Maximum Potential Acidity-MPA pada metode ABA. Hal ini karena pada uji NTAPP hanya memperhitungkan jumlah sulfur yang berpotensi membentuk asam (sulfida dan sulfat). Namun demikian, perbedaan ini masih memberikan klasifikasi potensi pembentukan air asam dari masing-masing sampel yang diverifikasi dengan uji kinetik dengan sampel batuan ABC 01 dan ABC 02 diklasifikasikan sebagai batuan PAF (Potentially Acid Forming), sedangkan sampel batuan ABC 03 diklasifikasikan sebagai batuan NAF(Non-Acid Forming).
Perpustakaan Digital ITB