digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Tantangan kemampuan anak di sekolah secara bertahap akan terus bertambah, selain itu dalam proses mencapai kemampuan tersebut tentu motivasi anak bisa saja berubah-ubah. Meskipun masa optimal perkembangan motorik halus terjadi pada usia prasekolah (3-6 tahun), namun motorik halus pada anak-anak usia sekolah awal (6-7 tahun) juga tetap harus dilatih. Hal ini bertujuan untuk melenturkan otot-otot halus pada bagian mata maupun tangan yang diperlukan untuk mendukung proses belajar, misalnya menulis. Telah banyak upaya yang dilakukan oleh para ahli utuk menstimulasi motorik halus anak, salah satunya melalui mainan seperti puzzle dan balok kayu. Sementara buku interaktif pop-up yang memiliki potensi taktual belum banyak dimanfaatkan sebagai media stimulasi motorik halus. Pada penelitian ini menawarkan potensi yang terdapat dalam buku interaktif pop-up sebagai media alternatif stimulasi motorik halus untuk anak usia 6-7 tahun. Melalui ciri khas dan daya tarik struktur teknik pop-up dari buku ini diharapkan dapat digunakan sebagai media alternatif stimulasi kontrol motorik halus anak. Penelitian ini dilakukan dengan metode participatory action research, dengan jumlah responden sebanyak tujuh anak. Para responden tersebut melakukan eksplorasi taktual terhadap rancangan buku interaktif pop-up melalui eksperimen, untuk memperlihatkan gerakan kontrol motorik halus dan kemudian dievaluasi. Validasi pun dilakukan pada akhir rangkaian penelitian untuk mencermati fungsi teknik pop-up terhadap kontrol motorik halus anak. Hasil yang ditunjukkan adalah teknik kertas pop-up jenis movable (bergerak) mampu menstimulasi motorik halus anak. Sementara melalui pengalaman taktual, dapat diketahui motivasi yang melatarbelakangi aktivitas interaksi sentuhan anak terhadap buku pop-up yaitu untuk bermain dan eksplorasi. Selain itu, proses interaksi anak saat berpartisipasi menggerakan buku pop-up dipengaruhi oleh pengalaman sebelumnya. Sebagai contoh, anak-anak yang sudah pernah berinteraksi dengan buku pop-up, kontrol motorik halusnya lebih responsif pada saat mencoba prototype.