digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Metoda desain struktur perkerasan lentur saat ini mengenal dua jenis pendekatan yaitu metoda empiris dan metoda mekanistik. Metoda desain struktur perkerasan lentur secara mekanistik telah cukup berkembang selama tiga dekade terakhir. Semenjak tahun 1970-an, karakteristik campuran beraspal sudah mulai dipahami dengan adanya alat-alat pengujian yang bisa langsung mengukur nilai modulus dari suatu bahan seperti alat uji Direct Shear Rheometer (DSR) dan alat uji Universal Material Testing Apparatus (UMATTA). Model yang digunakan untuk menghitung modulus kekakuan aspal (Sbit) dapat menggunakan Nomogram Van der Poel maupun rumus Ullidtz dengan batasanbatasan tertentu, sedangkan model matematis yang dapat digunakan untuk melakukan perhitungan modulus campuran beraspal (Smix) antara lain metode Bonnaure et.al (1977), metode Asphalt Institute (1982) dan metode Nottingham (Brown, et. al. 1984). Penelitian ini mencoba untuk memberikan kontribusi yang baru pada rangkaian penelitian asbuton, dimana penelitian ini bertujuan untuk memvalidasi model yang digunakan untuk aspal minyak yang belum dimodifikasi dan membandingkannya dengan aspal minyak yang telah dimodikasi asbuton. Modulus kekakuan aspal (Sbit) selain dipengaruhi oleh perubahan temperatur dan waktu pembebanan yang diterima oleh aspal, juga bergantung kepada jenis aspal yang digunakan maupun jenis modifikasi yang dilakukan baik untuk perbaikan sifat reologi maupun sifat mekanistik aspal. Modifikasi tersebut tentu saja diharapkan dapat juga turut serta memperbaiki nilai modulus (Smix) dari suatu campuran beraspal yang menggunakan aspal yang telah dimodifikasi, yang dalam penelitian ini modifikasi yang dilakukan adalah dengan menambahkan asbuton ektraksi murni sebesar 8% dari berat aspal. Model Van der Poel cenderung lebih sesuai untuk digunakan dalam menentukan nilai Sbit dengan melakukan penyesuaian terhadap besaran nilainya agar dapat mendekati nilai Sbit hasil dari pengujian DSR. Model Asphalt Institute lebih direkomendasikan untuk digunakan dalam menentukan nilai Smix dikarenakan oleh nilai Smix yang dihasilkan cenderung konsisten terhadap perubahan temperatur yang tinggi.