digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Blimbingsari mengalami pertumbuhan dan peningkatan aktivitas yang cukup tinggi. Hal tersebut disebabkan oleh peningkatan pariwisata di Banyuwangi sehingga mendatangkan banyak wisatawan baik domestik maupun asing. Terminal Penumpang Blimbingsari direncanakan dapat menampung 1,2 juta penumpang per tahun dengan luas 8036, 82 m2, terdiri dari terminal keberangkatan, terminal kedatangan, fungsi publik, dan operasional. Isu yang sangat penting dalam perancangan terminal penumpang ini adalah isu sirkulasi, aksesibilitas, keamanan, dan kenyamanan. Selain itu, isu lokalitas dan isu pengguna sangat dipertimbangkan dalam proses desain yang dilakukan, sehingga terminal penumpang ini tidak hanya berhasil secara fungsi namun dapat menimbulkan kesan tertentu bagi penggunanya. Terminal Penumpang Bandar Udara Blimbingsari ini didesain dengan konsep “Globality from Locality” dengan pendekatan lokalitas dan fungsional. Konsep tersebut akan diterapkan dalam konsep ruang dan bentuk, struktur, serta elemen-elemen interior. Unsur lokalitas yang sangat dominan dalam konsep desain ini adalah Barong Kemiren, sebuah barong bersayap khas Banyuwangi. Penerapannya adalah sebagai abstraksi bentuk dan ekspresi dari bangunan Terminal Penumpang Bandar Udara Blimbingsari ini.