digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Dewasa ini, masih terdapat base fluid dan aditif-aditif yang secara luas digunakan di industri pemboran tanpa menghiraukan kandungan racun dan efek yang ditimbulkan zat-zat tersebut pada lingkungan, baik daratan, pesisir pantai, maupun habitat laut. Karena itulah, suatu material yang cocok digunakan untuk pengembangan base fluid dan aditif yang biodegradable untuk lumpur pemboran dengan sumber pasokan yang berkelanjutan sangat dibutuhkan. Studi ini mempelajari aplikasi gliserol hasil samping industri biodiesel minyak kelapa sawit pada lumpur pemboran. Gliserol, dengan sifatnya yang biodegradable, tidak beracun, terbarukan, dan ramah lingkungan, akan digunakan sebagai alternatif base fluid untuk Synthetic-Based Mud (SBM) dan aditif pelumas pada Water- Based Mud. Karena kualitas yang rendah dari gliserol kasar hasil samping industri biodiesel minyak kelapa sawit, suatu proses pemurnian perlu dilakukan sebelum karakterisasi sifat fisika-kimia dari gliserol dapat diuji untuk diformulasikan lebih lanjut. Dalam studi ini, gliserol kasar akan dimurnikan menggunakan larutan H3PO4 untuk meningkatkan kadar kemurniannya dari sekitar 50% menjadi lebih dari 80% (Farobie, 2009). Karakterisasi sifat gliserol yang dilakukan melingkupi densitas, titik nyala, titik tuang, dan titik embun. Suatu invert emulsion mud kemudian dikembangkan pada skala laboratorium menggunakan gliserol sebagai base fluid dan kemudian sifat ketabilan emulsi, sifat rheology, dan pengaruh pengondisian panas pada lumpur akan dipelajari untuk mengevaluasi kesesuaiannya dalm praktik pemboran sumur minyak nantinya. Penggunaan gliserol sebagai aditif pelumas untuk WBM juga dipelajari untuk mengetahui pengaruhnya pada sifat pelumasan, rheology, dan filtration loss lumpur dan juga kecocokannya dengan aditif lain. Hasil uji pendahuluan mengindikasikan bahwa gliserol dapat digunakan sebagai base fluid untuk SBM sesuai dengan standar API dan juga dapat dijadikan acuan untuk pengembangan selanjutnya. Gliserol juga terbukti meningkatkan kemampuan pelumasan lumpur tanpa mempengaruhi sifat-sifat lain dari lumpur pemboran itu sendiri. Hal ini menunjukkan potensi yang menjanjikan dari gliserol, yang selain ramah lingkungan, juga bisa diperoleh dengan biaya rendah karena jumlahnya yang berlimpah dari hasil samping produksi biodiesel.