Lansium (Meliaceae) merupakan genus berspesies tunggal, yaitu Lansium domesticum Corr. dan merupakan tanaman asli dari Asia Tenggara. Secara etnobotani, bagian daun dan kulit buah tanaman ini dimanfaatkan sebagai obat
pengusir nyamuk, bijinya dimanfaatkan sebagai obat demam, dan kulit kayunya dimanfaatkan sebagai obat disentri, diare, malaria dan penawar racun kalajengking. Hasil penelusuran literatur menunjukkan bahwa Lansium domesticum Corr. memiliki kandungan senyawa bioaktif yang berguna sebagai antimalaria, antifeedant, serta antibakteri. Di Indonesia tanaman ini tersebar di daerah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Jawa serta terbagi menjadi tiga
varietas yaitu varietas duku, langsat, dan kokosan. Varietas kokosan banyak tumbuh di daerah Jawa Barat. Buah kokosan berbentuk bulat, berukuran lebih kecil dibandingkan dengan buah duku dan langsat, namun memiliki biji yang lebih besar. Rasa dari buah kokosan umumnya masam dengan biji yang berasa sangat pahit. Kulit buah kokosan lebih tipis dibandingkan dengan kulit buah duku
dan langsat, namun kulit buah kokosan banyak mengeluarkan getah. Berdasarkan kajian fitokimia, pada bagian biji kokosan dilaporkan adanya kandungan limonoid dengan tipe kerangka kokosanolid. Pada bagian kulit batang, tanaman ini
menghasilkan metabolit sekunder golongan triterpenoid dengan tipe kerangka onoseran. Akan tetapi kajian fitokimia terhadap bagian kulit buah dari Lansium domesticum Corr. var kokosan belum belum banyak dilaporkan. Selain itu, pengujian antibakteri terhadap metabolit sekunder yang dihasilkan dari tanaman
ini belum pernah dilakukan. Pada penelitian ini telah dilakukan isolasi metabolit sekunder dari kulit buah Lansium domesticum var. kokosan yang berasal dari
daerah Cianjur (Jawa Barat). Isolasi diawali dengan maserasi dalam pelarut metanol yang dilanjutkan dengan fraksinasi menggunakan teknik kromatografi
cair vakum dengan eluen n-heksana:etil asetat dengan berbagai tingkat kepolaran. Hasil fraksinasi kemudian dipisahkan dan dimurnikan menggunakan teknik
kromatografi cair vakum dan kromatografi radial dengan menggunakan berbagai eluen seperti n-heksana, kloroform, etil asetat, diklorometan, dan metanol. Penentuan struktur senyawa yang telah diisolasi dilakukan dengan menganalisis
data spektroskopi NMR 1D (1H-NMR dan 13C-NMR) dan NMR 2D (HSQC, HMBC dan NOESY). Berdasarkan metode tersebut telah berhasil diisolasi dan diidentifikasi lima senyawa turunan triterpenoid dengan tipe kerangka dasar onoseran. Tiga senyawa diantaranya telah dilaporkan diisolasi dari bagian kulit batang, yaitu 8?-hidroksi-3,21-diokso-14-onoseren; 3,21-diokso-7,14- ii onoseradien; dan onoseradiendion serta dua senyawa lainnya yaitu 8-hidroksi- 3,15,21-triokso-13-onoseren dan asam 3,21-biseko-4(24),7,14,22(30)-
onoseratetraen-3,21-dioat. Salah satu dari kelima senyawa tersebut telah mengalami pemutusan ikatan karbon-karbon di cincin A dan E sehingga membentuk kerangka bisiklik. Hasil isolasi ini memperkaya informasi mengenai metabolit sekunder yang dihasilkan dari Lansium domesticum var. kokosan, dimana pada bagian kulit buahnya hanya ditemukan triterpenoid. Hal ini juga sejalan dengan hasil penemuan metabolit sekunder pada kulit buah Lansium
domesticum var. duku dan Lansium domesticum var. langsat, sehingga hasil penemuan ini mendukung data yang menyatakan bahwa duku, langsat, dan kokosan dikelompokkan dalam satu spesies yang sama. Uji antibakteri dilakukan
terhadap bakteri Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, Salmonella typhi, dan Escherichia coli dengan menggunakan kloramfenikol sebagai kontrol positif. Kelima senyawa hasil isolasi menunjukkan aktivitas antibakteri pada rentang moderat dengan nilai MIC 25-50 mg/mL. Senyawa asam 3,21-biseko- 4(24),7,14,22(30)-onoseratetraen-3,21-dioat memberikan nilai MIC yang lebih kecil terhadap keempat bakteri yang diujikan yang dimungkinkan karena adanya
dua gugus asam karboksilat sehingga meningkatkan aktivitas antibakterinya. Sebagai kesimpulan, telah diperoleh lima senyawa turunan triterpenoid dengan tipe kerangka dasar onoseran, yaitu 8?-hidroksi-3,21-diokso-14-onoseren; 3,21-
diokso-7,14-onoseradien; onoseradiendion, 8-hidroksi-3,15,21-triokso-13-onoseren dan asam 3,21-biseko-4(24),7,14,22(30)-onoseratetraen-3,21-dioat dari kulit buah Lansium domesticum var. kokosan. Hasil pengujian antibakteri menunjukkan kelima senyawa hasil isolasi menunjukkan aktivitas antibakteri pada rentang moderat.
Perpustakaan Digital ITB