digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Gaharu merupakan salah satu produk komersil penting dalam perekonomian dunia. Sampai saat ini produksi gaharu terbatas karena pembentukannya membutuhkan waktu lama, terjadi secara acak, dan jumlah pohon penghasil gaharu seperti Aquilaria malaccensis di alam semakin berkurang. Penelitian ini dilakukan secara in vitro untuk mengetahui pola produksi metabolit sekunder pada kultur pucuk A. malaccensis yang diberi perlakuan elisitor berupa methyl jasmonate (MeJA) serta ekstrak fungi Fusarium solani strain Gorontalo (GSL1) dan Jambi (GSL2). Elisitasi dilakukan dengan menambahkan 100 µM MeJA atau 8 mg/L ekstrak fungi pada kultur pucuk A. malaccensis yang ditumbuhkan dalam medium ½ MS cair selama 15 hari. Profil metabolit sekunder dianalisis menggunakan Gas Chromatography – Mass Spectrometry (GC-MS). Selain itu, respons A. malaccensis terhadap perlakuan elisitor juga diamati dengan melihat pola ekspresi gen glucanase (AmGLU). Hasil GC-MS menunjukkan komposisi metabolit sekunder pada kelompok perlakuan elisitor berbeda dari kontrol. Pemberian elisitor menginduksi produksi benzene, 1,3-bis(1,1-dimethylethyl); styrene; hexadecanoic acid, methyl ester dan D-limonene dengan kandungan relatif tertinggi pada kelompok GSL2 yakni berturut-turut sebesar 0,3%, 0,99%, 0,29%, dan 0,49%. Beberapa senyawa terdeteksi di seluruh kelompok dengan kandungan relatif tertinggi juga terdapat pada kelompok GSL2, seperti octadecane 0,54%; dibutyl phtalate 3,48%; dan phenol, 2,4-bis(1,1-dimethylethyl)- 0,78%. Uji analisis gen menunjukkan terjadi peningkatan level ekspresi AmGLU setelah 16 jam perlakuan dengan elisitor dibandingkan ekspresi gen yang lebih stabil pada kontrol. Peningkatan tertinggi teramati pada GSL2 yakni meningkat hampir dua kali lipat dibanding level ekspresi awal. Hasil ini juga menunjukkan AmGLU memediasi respons terhadap elisitor melalui peningkatan level ekspresi gen sehingga terjadi akumulasi metabolit sekunder.