digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Deformasi permukaan dapat dimanfaatkan untuk mengidentifikasi daerah rawan, dan juga untuk memahami proses tektonik dan vulkanik yang terjadi di wilayah tertentu. Khususnya di Indonesia yang memiliki berbagai karakteristik bencana alam. Penggunaan teknologi Permanent Scatterer Interferometric Synthetic Aperture Radar (PS-InSAR) adalah metode penginderaan jauh yang memiliki kemampuan dalam memberikan akurasi yang baik dan meminimalkan efek dekorelasi. Pada studi ini, area studi berada di lapangan panasbumi Wayang Windu, Jawa Barat, Indonesia. Data yang digunakan adalah data citra ALOS PALSAR (L-band) sebanyak 24 citra, pada periode tahun 2007-2011. Langkah awal yang dilakukan adalah menentukan citra master dan slave. Selanjutnya, pengolahan data menggunakan perangkat lunak ENVI dan Surfer untuk menentukan sebaran titik-titik deformasi permukaan dalam satuan velocity, yang disajikan berupa peta deformasi permukaan. Proses pengolahan data menggunakan metode PS-InSAR bertujuan untuk menghitung besarnya deformasi permukaan serta menganalisis pengaruh dari data lapangan maupun data geologi permukaan terhadap deformasi tersebut. Hasil rata-rata deformasi permukaan yang didapatkan mulai dari tahun 2007-2011 di lapangan panasbumi Wayang Windu adalah sebesar 8 mm/tahun (subsidence) sampai 6 mm/tahun (uplift). Berdasarkan hasil PS-InSAR, dapat disimpulkan bahwa adanya sumursumur produksi maupun injeksi, distribusi struktur maupun litologi dapat berpengaruh terhadap penurunan atau kenaikan muka tanah di dalam studi ini.