digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Rel kereta api di Indonesia membentang melewati berbagai daerah dengan jarak ribuan kilometer. Pengawasan terus menerus sulit dilakukan sehingga sering kali terjadi kehilangan komponen penting yang dapat mengakibatkan kecelakaan, salah satunya penambat rel. Untuk menghindari hal tersebut, dilakukan identifikasi berkala sepanjang jalur rel. Dewasa ini, identifikasi rel dilakukan oleh operator menggunakan mata telanjang. Akibatnya, proses identifikasi belum efektif. Pada penelitian ini, dilakukan perancangan sistem pendeteksian penambat rel kereta api. Sistem pendekteksian menggunakan perangkat kamera berupa webcam untuk merekam citra penambat yang terdapat pada rel. Perangkat tersebut dipasang lori Juru Periksa Jalan milik PT. KAI yang merekam video keadaan penambat sepanjang rel. Perekaman video berlangsung pada keadaan rel yang sebenarnya, dimana terdapat penambat yang utuh, tertutup bebatuan kerikil, maupun hilang. Berbagai keadaan rel tersebut menjadi referensi untuk analisis. Citra diproses menggunakan perangkat lunak dengan metode computer vision, yaitu mutual information dan korelasi silang. Simulasi metode computer vision dilakukan untuk menguji sensitivitas metode. Pada metode korelasi silang, didapatkan klasifikasi citra video yang menyerupai citra referensi dengan tingkat kesalahan yang rendah, yaitu 20% pada pendeteksian penambat dan 25% pada pendeteksian kehilangan penambat. Sedangkan pada metode mutual information, didapatkan tingkat kesalahan yang lebih tinggi dibanding dengan metode korelasi silang, yaitu 15% pada pendeteksian penambat dan 75% pada pendeteksian kehilangan penambat.