digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Wonogiri sebagai salah satu kabupaten di Jawa Tengah, Indonesia, merupakan salah satu tujuan wisata yang menawarkan begitu banyak atraksi. Sayangnya, semua fasilitas dan atraksi di Wonogiri masih memerluka perbaikan, seperti hotel contohnya. Hotel – hotel di Wonogiri perlu perhatian lebih dalam memperbaiki sistem manajemen kinerjanya. Salah satunya adalah Diafan Hotel. Untuk membantu meningkatkan kinerja hotel ini, analisis Balanced Scorecard akan diterapkan. Balanced Scorecard digunakan sebagai tolak ukur tidak hanya dari aspek finansialnya saja tetapi juga dari aspek nonfinansial melalui empat perspektif: perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Sejak 2014, kinerja Diafan Hotel tidak meningkat; hal ini ditunjukkan oleh kondisi keuangannya yang stabil. Manajemen Hotel Diafan tidak pernah menerapkan KPI dalam menciptakan target perusahaannya. Ketika membuat target, Hotel Diafan menggunakan metode klasik yang estimasinya didasarkan pada persepsi manajemen, sementara untuk menentukan KPI banyak hal harus diukur dengan metode yang telah terbukti seperti metode Balanced Scorecard (BSC) yang membuat KPI lebih realistis dan dapat dicapai oleh perusahaan selama periode yang ditetentukan. Penelitian ini dimulai dengan mengumpulkan informasi melalui serangkaian wawancara dengan karyawan yang dilanjutkan dengan studi pustaka. Selanjutnya data akan diproses sesuai metode Balanced Scorecard. Dari penelitian tersebut, diketahui bahwa Hotel Diafan berada dalam matriks internal-eksternal diagram analisis pada sel V (pertumbuhan). Maka, hotel ini perlu menerapkan strategi pertumbuhan melalui integrasi horizontal. Strategi ini memiliki 5 sasaran strategis, 16 target strategis, 24 Key Performance Indicators (KPI), dan 23 inisiatif strategis. Semua ini membentuk sebuah panduan bagi Diafan Hotel untuk memperbarui sistem manajemen kinerja mereka.