digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Keterbatasan dalam mengetahui data tekanan didalam tubing membuat insinyur produksi perminyakan kesulitan dalam menentukan korelasi yang sesuai dengan data produksi. Data tekanan tersebut sebenarnya dapat diperoleh dengan melakukan static gradient survey atupun flowing gradient survey, namun kegiatan ini membutuhkan biaya tambahan dan mengakibatkan well downtime dan pada beberapa kasus dapat menimbulkan resiko kehilangan sumur. Alasan-alasan tersebut membuat menejemen suatu perusahaan menaruh resiko pada produksi minyak dan gas, sehingga beberapa memutuskan untuk tidak melakukan static gradient survey atupun flowing gradient survey. Perhitungan menggunakan Thornhill-Craver digunakan dalam penelitian ini untuk memperkirakan tekanan didalam tubing pada sumur dengan tenaga bantuan gas lift atau penulis menyebut sebagai virtual pressure gauge. Data tekanan yang didapat dijadikan parameter untuk menentukan kurva outflow berdasarkan korelasi yang diperkirakan cocok dengan laju produksi. Penelitian dilakukan pada lapangan Z yang dikelola oleh PT. CP Indonesia. Hasil metode virtual pressure gauge dibandingkan data aktual produksi seperti pada sumur BB-11ST1 ataupun dibandingkan dengan hasil flowing gradient survey seperti pada sumur BB-20. Analisa yang didapat menentukan apakah metode virtual pressure gauge mampu memberikan alternatif kepada insinyur produksi perminyakan dan memberikan batasan-batasan penggunaan metode tersebut.