digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Parasetamol atau asetaminofen adalah senyawa analgesik dan antipiretik yang paling umum digunakan untuk mengurangi demam dan meredakan rasa nyeri seperti sakit kepala dan sakit punggung. Dalam dosis yang tepat, parasetamol menjadi obat yang sangat efektif, tetapi jika dikonsumsi dalam dosis yang berlebihan dapat menyebabkan síndrome reye, hepatotoksisitas dan nefrotoksisitas. Namun dalam beberapa kasus ditemukan bahwa parasetamol digunakan untuk melunakkan daging bebek. Berdasarkan PERMENKES No. 33 (2012), parasetamol tidak terdaftar sebagai bahan tambahan pangan. Pada penelitian ini, dikembangkan elektroda pasta karbon (EPK) yang dimodifikasi untuk penentuan parasetamol secara voltammetri. Pelapisan molecularly imprinted poly (glutamic acid) pada permukaan EPK dilakukan secara elektropolimerisasi dengan menggunakan teknik voltammetri siklik pada rentang potensial -0,8 ‒ 2,0 V di dalam larutan 0,1 M HClO4 yang mengandung asam glutamat dan parasetamol. Kurva kalibrasi memberikan daerah linear pada rentang konsentrasi 1 μM – 1000 μM dengan limit deteksi 0,52 μM. Elektroda tersebut telah digunakan untuk mengetahui adanya residu parasetamol dalam beberapa sampel daging bebek dan untuk menentukan kandungan parasetamol di dalam empat sampel obat komersial.