Proyek pembangunan jalan tol Cipularang merupakan salah satu proyek yang menghabiskan anggaran biaya yang cukup banyak. Untuk dapat meminimalisasi penggunaan biaya, maka perlu dilakukan suatu usaha, misalnya perekayasaan
pada infrastruktur yang ada. Seperti yang diketahui bahwa jalan tol Cipularang terdiri dari infrastruktur jalan dan jembatan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalisasi penggunaan biaya yaitu dengan perekayasaan dalam pemilihan alternatif desain jembatan.
Pada umumnya desain jembatan di Indonesia hanya memiliki alternatif desain yang terbatas, atau bahkan hanya menggunakan satu alternatif desain saja. Dengan tidak adanya kajian terhadap beberapa alternatif desain, dapat mengakibatkan biaya konstruksi maupun biaya pemeliharaan menjadi tidak ekonomis. Jembatan Cipada merupakan jembatan terpanjang yang ada di tol Cipularang. Dengan melakukan pengkajian terhadap beberapa alternatif desain jembatan ini, diharapkan dapat meminimalisasi pengeluaran biaya pembangunan. Penelitian ditujukan untuk mengkaji dan menetapkan alternatif desain jembatan Cipada yang paling ekonomis. Metode estimasi biaya jembatan yang dipakai berdasarkan pada metode rasio biaya komponen bangunan yang terdapat pada suatu referensi buku.
Metode ini dubuat dengan merata-ratakan data yang diperoleh dari 19 sampel jembatan yang diamati oleh penulis buku tersebut kedalam persentase biaya komponen bangunan jembatan. Metode tersebut digunakan dalam karya tulis ini untuk mengestimasi biaya dari 9 alternatif desain jembatan Cipada. Adapun alternatif desain yang dimaksud adalah dengan mengubah panjang bentang jembatan tanpa merubah sistem strukturnya. Adapun panjang bentang dari tiap-tiap alternatif desain jembatan yaitu 30 m, 31
m, 33 m, 35 m, 37 m, 40 m, 43 m, 46 m, dan 50 m. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan metode tersebut dengan menggunakan pekerjaan beton struktur atas sebagai acuan, didapatkan hasil bahwa jembatan yang memerlukan biaya pembangunan yang paling sedikit adalah desain jembatan dengan panjang bentang 33 m, yaitu sebesar Rp 110.503.099.000,00. Walaupun didapatkan biaya optimum, tetapi bentuk kurva yang dihasilkan kurang
sesuai dengan teori yang didapatkan. Hal ini mungkin disebabkan karena kesalahan perhitungan, metode estimasi yang digunakan, ataupun pengaruh perubahan desain jembatan yang tidak tepat. Selain itu metode estimasi biaya yang digunakan masih memerlukan penyesuaian dan penjelasan secara rinci mengenai penggunaannya mengingat bahwa metode ini didapatkan berdasarkan hasil pengematan pada 19 jembatan di Switzerland dalam rentang tahun 1958 1985.
Perpustakaan Digital ITB