Dewasa ini, kebutuhan akan sumber energi yang terbarukan sangat dibutuhkan. Menurut catatan BPS (Badan Pusat Statistik) pada tahun 2008, tercatat bahwa Indonesia masih dominan pada penggunaan bahan bakar fosil, dimana 54% penggunaannya dari minyak bumi. Seperti yang telah kita ketahui bahwa bahan bakar fosil merupakan sumber energi yang tidak terbarukan dan proses pembentukannya membutuhkan waktu yang sangat lama. Salah satu dari jawaban tersebut ialah penggunaan biomassa. Secara umum, biomassa merupakan bahan baku yang diperoleh dari tanaman baik secara langsung maupun tidak langsung dan dimanfaatkan sebagai sumber energi. Cara mengetahui jumlah biomassa dapat dilakukan dengan berbagai cara. Antara lain adalah dengan mengukur langsung di lapangan dan juga dengan tekhnik remote sensing menggunakan Light Detection And Ranging (LiDAR). Pengolahan data dari akuisisi area studi di perkebunan kelapa sawit di Prabumulih, Sumatera Selatan seluas kurang lebih 9 Ha menghasilkan pepohonan sebanyak 1454 pohon dengan ketinggian batang pohon 5 – 13.5 m, serta diameter batang pohon setinggi dada manusia atau biasa yang disebut Diameter Breast Height (DBH) dihasilkan dalam rentang 20 – 50 cm. Data tersebut menghasilkan jumlah biomassa sebesar 637,1518354 ton dan stok karbon sebesar 280,3468706 ton pada area studi. Hasil dari data tersebut terasa tepat dan masuk akal jika data tersebut dicocokkan kebenarannya dengan melakukan validasi dengan referensi dari berbagai macam karya ilmiah yang telah dilakukan terdahulu dan dilakukan dengan metode destructive sampling yaitu pengukuran langsung di lapangan.
Perpustakaan Digital ITB