digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak
PUBLIC Open In Flipbook Dewi Supryati

Program co-firing biomassa pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) merupakan langkah strategis dalam mendukung pencapaian bauran energi nasional dan pengurangan emisi karbon. Namun, pemilihan alternatif biomassa yang tepat masih menghadapi tantangan kompleks karena keterbatasan model evaluasi yang mempertimbangkan aspek multi-dimensi secara sistematis. Penelitian ini bertujuan mengembangkan model pemilihan alternatif biomassa berbasis integrasi Structural Equation Modeling–Partial Least Squares (SEM-PLS) dan Analytical Hierarchy Process (AHP). Pendekatannya kuantitatif dalam dua tahap: (i) SEM-PLS digunakan untuk menguji hubungan kausal lima kriteria teknis, ekonomi, lingkungan, sosial, dan kebijakan/regulasi berdasarkan survei 100 responden (praktisi/pengelola biomassa PLTU) sekaligus memperoleh bobot kriteria (Aj) melalui normalisasi koefisien jalur; (ii) AHP digunakan untuk menilai 15 subkriteria dan 4 alternatif (A1–A4) oleh pakar guna memperoleh prioritas lokal alternatif per subkriteria, yang kemudian diintegrasikan menjadi skor alternatif biomassa. Hasil menunjukkan seluruh kriteria berpengaruh positif dan signifikan (p<0,05) terhadap keputusan, Hasil AHP menunjukkan bahwa kriteria sosial dan ekonomi menempati bobot tertinggi dalam pemilihan alternatif. Pada tingkat alternatif, Cangkang Sawit meraih skor alternatif biomassa tertinggi (0,298), diikuti Sekam Padi (0,293), Pelet Kayu (0,206), dan Serbuk Kayu(0,205). Secara praktis, model ini memberi alat keputusan yang komprehensif dan replikabel bagi pengelola PLTU, pembuat kebijakan, dan penyedia biomassa untuk menyusun strategi yang sejalan regulasi, berdampak sosial-ekonomi positif, efisien secara biaya, serta dapat dioperasikan secara teknis dan ramah lingkungan.