digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK PT Telekomunikasi Indonesia telah menetapkan 4 pertumbuhan wilayah bagi aliran pendapatan baru untuk mendukung layanannya, TIMES (Telecommunication, IT Services, Media, Edutainment dan Services) portofolio bisnis, yaitu Mobile Broadband, Cloud Computing, Home Digital Environment, dan Machine-to-Machine. PT Telekomunikasi Indonesia memerlukan inovasi produk dalam empat wilayah tersebut. Salah satu inovasi tersebut adalah Smart Home yang memiliki dua kata kunci dalam teknologi: Smart Home dan Broadband. Dalam hal teknologi, Telkom memiliki infrastruktur akses jaringan, server, platform teknologi, metodologi, dan pengalaman pengembangan teknologi dalam pengembangan produk dan layanan berbasis teknologi informasi untuk pelanggan nasional. Telkom juga memiliki pengalaman dan kompetensi untuk menjalin kerjasama dengan produsen mitra untuk mengembangkan Smart Home. Di sisi lain, dari segi bisnis, berdasarkan ON World Research 2011, aplikasi Smart Home akan meningkat hingga 103% pada periode 2010-2015 dan permintaan global untuk layanan akan mencapai USD6 miliar pada 2015. Tujuan dari proyek akhir ini adalah memberikan strategi pemasaran yang cocok untuk PT Telekomunikasi Indonesia dalam rangka mendukung keberhasilan peluncuran untuk layanan Smart Home. Untuk memberikan evaluasi yang komprehensif, dilakukan penilaian meliputi analisis makro, analisis industri, analisis pesaing, analisis kelayakan investasi, analisis SWOT, analisis model bisnis, dan analisis pasar. Analisis akar penyebab telah menghasilkan tiga bidang perbaikan: (1) pengetahuan pasar dari layanan Smart Home masih rendah, yang akan menjadi masalah yang harus diatasi oleh PT Telekomunikasi Indonesia untuk mencapai keberhasilan peluncuran layanan Smart Home; (2) layanan Smart Home memiliki kebutuhan yang cukup tinggi dari pasar, tetapi tidak diikuti dengan tingkat ketertarikan yang tinggi juga, yang dapat menyebabkan kegagalan strategi implementasi pemasaran layanan Smart Home, dan (3) konsep penawaran layanan di bentuk paket perdana dianggap kurang menarik bagi pasar, maka PT Telekomunikasi Indonesia harus menerapkan konsep lain menawarkan layanan untuk mencapai keberhasilan peluncuran layanan Smart Home. Rekomendasi pada strategi pemasaran meliputi penerapan sistem bundling yang dapat membagi biaya pembelian perangkat dalam strategi penetapan harga, bekerjasama dengan pengembang perumahan untuk menjadi distributor, dan menggunakan gedung perkantoran serta sekolah sebagai fasilitas dalam strategi distribusi. Dengan penerapan solusi bisnis ini, PT Telekomunikasi Indonesia diharapkan dapat memecahkan masalah bisnis yang ada. Kata kunci: rumah cerdas, strategi marketing, kesadaran pasar, komunikasi marketing terintegrasi.