Kota Batam dan Kabupaten Bintan merupakan wilayah perdagangan dan kepelabuhanan bebas yang dipersiapkan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi utama Kepulauan Riau. Kota Batam terus berkembang dengan pesat namun keterbatasan lahan dan kurangnya akses ke wilayah hinterland menjadi masalah perkembangannya.
Kemudian Kabupaten Bintan masih jauh tertinggal perkembangannya dibandingkan Kota Batam dan belum siap untuk menjadi kawasan perdagangan bebas. Oleh karena itu
untuk menjawab masalah tersebut direncanakan pembangunan jembatan Batam-Bintan dengan tujuan pemerataan pembangunan antara wilayah Kota Batam dan Kabupaten
Bintan. Namun perlu diketahui bagaimana dampak yang diberikan oleh pembangunan jembatan Batam-Bintan ini terhadap perkembangan wilayah Kota Batam dan Kabupaten
Bintan terutama dari aspek kependudukan, ekonomi dan guna lahan. Ada dua skenario untuk melihat dampak jembatan Batam-Bintan, skenario pertama melihat perilaku model dinamis kependudukan, ekonomi dan guna lahan Batam dan Bintan tanpa jembatan Batam-Bintan dan skenario kedua perilaku model dinamis kependudukan, ekonomi dan guna lahan Batam dan Bintan dengan jembatan Batam-
Bintan. Pada skenario pertama, Kota Batam berkembang dengan pesat namun pada akhir simulasi pertumbuhannya melambat dikarenakan keterbatasan lahan menyebabkan
daya dukung lahan Kota Batam menurun. Sementara Kabupaten Bintan berkembang dengan pelan hingga 25 tahun kemudian pertumbuhannya belum mampu setara dengan
Kota Batam saat ini.
Pada skenario kedua, perilaku model dinamis Batam dan Bintan dengan pembangunan jembatan Batam-Bintan memperlihatkan dampak jembatan Batam-Bintan, ada tiga efek yaitu multiplier effect, spin-off effect dan spill-over effect. Masing-masing efek memberikan dampak positif pada Kota Batam dan Kabupaten Bintan. Pada skenario ini Kota Batam masih dapat berkembang dan laju pertumbuhan Kabupaten Bintan meningkat 2-3 kali lipat dibandingkan tanpa pembangunan jembatan Batam-Bintan.
Perpustakaan Digital ITB