PT. Dirgantara Indonesia (Persero), disingkat PTDI, merupakan industri pesawat terbang milik negara yang pada awal berdirinya mengemban misi transformasi teknologi kedirgantaraan dan bisnis. Krisis ekonomi dan moneter yang terjadi di Asia Tenggara, berimbas pada krisis multidimensi di Indonesia, memaksa Pemeri ntah Indonesia menandatangani Letter of Intent (LOI) dari IMF alih-alih untuk penyelamatan ekonomi Indonesia. Implementasi salah satu butir isi LOI IMF telah mengubah tatanan sistem pengembangan industri kedirgantaraan nasional, dengan menghapuskan fasilitas dan perlindungan terhadap industri kedirgantaraan yang masih dalam proses pertumbuhan ini.
Untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan, PTDI harus mampu menyesuaikan diri dengan perubahan fenomena sistem “industri kedirgantaraan dunia” yang ditandai dengan terjadinya konsolidasi industri kedirgantaraan di Amerika dan Eropa yang berfokus pada produk akhir sebagai bisnis intinya dan mengalihdayakan pembuatan komponen kepada perusahaan lain, sehingga berkembanglah industri rantai pasok kedirgantaraan dunia. Hal itu dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing industri. PTDI yang telah menjadi bagian dari industri rantai pasok komponen pesawat terbang global, baik dalam konteks extended shop maupun sebagai subcontractor dalam memproduksi komponen pesawat terbang, juga melakukan outsourcing paket pekerjaan kepada industri kecil dan menengah (IKM) sekitar, sebagai bagian dari strategi efisiensi, dengan mengembangkan mitra industri rantai pasok untuk tingkat (tier) yang lebih rendah.
Penelitian ini menganalisis fenomena pembelajaran dalam kerjasama outsourcing PTDI ke IKM dalam pengembangan industri rantai pasok kedirgantaraan tersebut, yang kemudian dimodelkan dengan menggunakan pendekatan dinamika sistem (system dynamics). Adapun faktor yang dimodelkan dalam proses pembelajaran tersebut adalah pengetahuan dan pengalaman awal, kepercayaan, kemauan, keterbukaan dan motivasi untuk bekerja sama dari kedua organisasi tersebut. Dari hasil simulasi diperoleh pemahaman bahwa proses pembelajaran akan berhasil jika IKM memiliki pengetahuan dan pengalaman awal yang memadai. Adapun perolehan pengetahuan dan pengalaman baru dalam penguasaan sistem manajemen kualitas kediorgantaraan, AS9100, merupakan indikator keberhasilan dari suatu kerjasama outsourcing.
Perpustakaan Digital ITB