digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Dalam beberapa tahun kebelakang ini terdapat kecenderungan bahwa jumlah pengguna moda sepeda motor di Kota Bandung tumbuh dengan pesat dan mulai mendominasi pemilihan moda transportasi di masyarakat. Adapun jumlah proporsi sepeda motor yang beroperasi di Kota Bandung saat ini adalah sebesar 70% dengan rata-rata tingkat pertumbuhannya sekitar 17,69%. Tingginya pertumbuhan penggunaan moda sepeda motor sayangnya tidak diikuti oleh pertumbuhan infrastruktur jalan, sehingga terjadi ketidakseimbangan antara supply dan demand, antara peningkatan volume kendaraan bermotor (terutama moda sepeda motor) dengan ruas jalan yang tersedia. Kondisi tersebut pada akhirnya dapat menimbulkan dampak negatif bagi kondisi perkotaan berupa permasalahan lalu lintas, keselamatan berkendaraan, maupun pencemaran lingkungan. Selain itu, dengan adanya dampak negatif di atas, misi transportasi Kota Bandung yang ingin menciptakan transportasi tertib, selamat, dan ramah lingkungan pun menjadi sulit untuk terwujud. Oleh karena itu, fenomena ini menjadi salah satu fokus permasalahan transportasi perkotaan yang harus segera ditangani. Untuk dapat mengetahui strategi penanganan yang tepat dan efektif, maka terlebih dahulu harus mencari tahu faktor-faktor yang dapat menyebabkan pertumbuhan penggunaan sepeda motor. Berdasarkan hasil studi, tingginya pertumbuhan penggunaan moda sepeda motor pada dasarnya diakibatkan oleh tingginya minat masyarakat untuk memiliki sepeda motor dikarenakan naiknya harga BBM yang mengakibatkan biaya perjalanan semakin mahal, serta ditambah lagi dengan adanya kinerja pelayanan angkutan umum yang rendah, sehingga masyarakat mulai mencari alternatif solusi moda perjalanan baru yang memiliki pelayanan lebih baik dan dengan harga yang sesuai dengan kemampuan ekonomi mereka. Terpilihnya sepeda motor sebagai moda alternatif dikarenakan moda ini memiliki keunggulan dalam hal biaya dan waktu perjalanan, kenyamanan, serta mampu untuk menerobos kemacetan yang semakin sering ditemui. Apalagi lagi saat ini dengan adanya pengaruh pasar bebas, sepeda motor menjadi semakin mudah untuk dimiliki masyarakat berpendapatan menengah ke bawah melalui berbagai tawaran kredit yang ada. Dari hasi studi juga diketahui bahwa pertumbuhan penggunaan sepeda motor memiliki dampak negatif bagi kondisi perkotaan dan memiliki dampak positif bagi kondisi perekonomian wilayahnya. Adapun penanganan bagi fenomena ini adalah dengan cara mengadakan pembatasan penggunaan sepeda motor di jalanan perkotaan serta memperbaiki kinerja pelayanan angkutan umum, sehingga pengguna sepeda motor menjadi ingin beralih ke angkutan umum yang memiliki occupancy rate tinggi. Dengan adanya pembatasan penggunaan kendaraan ini bukan berarti jumlah kendaraan menjadi dibatasi, tetapi lebih pada teknis manajemen dan rekayasa lalu lintas terkait pengguna sepeda motor. Hal tersebut dikarenakan, untuk membatasi jumlah kendaraan nampaknya tidak mungkin dapat dilakukan, karena mata rantai dampaknya sangat panjang. Selain itu, dari hasil studi juga dapat diketahui jika kebutuhan utama pengguna sepeda motor adalah moda transportasi yang memiliki kenyamanan.