digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Daerah penelitian terletak pada 0o 19'– 1o 15' LU dan 121o 23'– 123o 43' BT. Secara administratif, berada dalam wilayah Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, Indonesia. Lokasi penelitian merupakan salah satu prospek penambangan tembaga dan emas PT. Gorontalo Minerals. Penelitian ini memakai data dari enam batuan inti (core), pada masing-masing batuan inti dilakukan pengamatan makroskopik, pengamatan mikroskopik yang meliputi analisis petrografi, analisis mineragrafi, dan analisis mineral lempung menggunakan XRD (X-Ray Difraction) serta dilakukan pengamatan berdasarkan data geokimia assay. Berdasarkan pengamatan-pengamatan tersebut, didapat hasil bahwa daerah penelitian tersusun dari tiga satuan batuan, yaitu: Satuan Batuan Volkanik dari Batuan Bilungala Volkanik, Satuan Intrusi Diorit dari Diorit Boliohito, dan Satuan Intrusi Diorit Kuarsa dari Diorit Boliohito. Pada daerah penelitian terdapat enam zona alterasi, yaitu: Zona Kuarsa-Klorit-Serisit-Kalsit, Zona Kaolinit-Monmorilonit, Zona Kuarsa-Klorit-Aktinolit-Biotit, Zona Kuarsa-Klorit-Aktinolit-Kalsit, Zona Silika Masif, dan Zona Silika-Oksida Besi. Proses mineralisasi yang terjadi pada daerah penelitian meliputi dua tipe, yaitu porfiri tembaga dan pengayaan supergen. Proses mineralisasi tersebut membentuk tiga zona, yaitu: Zona Oksidasi, Zona Kalkosit-Kovelit, dan Zona Kalkopirit-Bornit. Batuan-batuan penyusun daerah penelitian berumur Miosen Tengah-Miosen Akhir dimana batuan yang terbentuk pertama adalah tuf kristal pada Satuan Batuan Volkanik, kemudian diterobos oleh diorit pada Satuan Intrusi Diorit yang mengakibatkan alterasi Zona Kuarsa-Klorit-Serisit-Kalsit dan Kaolinit-Monmorilonit, terakhir diterobos oleh diorit kuarsa pada Satuan Intrusi Diorit Kuarsa yang mengakibatkan alterasi Zona Kuarsa-Klorit-Aktinolit-Biotit dan Kuarsa-Klorit-Aktinolit-Kalsit. Zona Silika Masif terbentuk akibat pengaruh intrusi lain di daerah timur section#7(48578N). Mineralisasi porfiri tembaga terjadi lebih dahulu bersamaan dengan terobosan diorit dan diorit kuarsa kemudian proses pengayaan supergen terjadi seiring meningkatnya intensitas pelapukan dan naik-turunnya muka air tanah, proses pelapukan ini mengakibatkan alterasi Zona Silika-Oksida Besi.