Penelitian tentang multiple site damage pada aging aircraft mulai banyak dilakukan setelah terjadinya kecelakaan pesawat Boeing 737-200 Aloha Airlines. Pada peristiwa tersebut kulit pesawat fuselage bagian atas sobek akibat retak - retak yang timbul pada lubang paku keling fuselage lap joint tiba – tiba bergabung menjadi satu retak yang panjang. Selanjutnya untuk menjamin keselamatan penerbangan menggunakan pesawat terbang tua, otoritas penerbangan sipil saat ini telah mengeluarkan regulasi tentang aging aircraft. Untuk dapat memenuhi
aturan baku tentang aging aircraft yang berlaku, maka perlu dilakukan analisis damage tolerance terhadap pesawat CN 235 milik PTDI yang telah memasuki akhir umur disainnya
agar tetap layak untuk terbang. Sebagai bagian dari pengembangan program analisis aging aircraft PTDI, pada penelitian ini dipelajari analisis mekanika retak kasus multiple site damage (MSD) aging aircraft menggunakan metode elemen batas, simulasi perambatan retak, dan penentuan harga faktor geometri dari beberapa skenario retak kasus MSD pada fuselage lap joint. Hasil perhitungan
yang diperoleh dalam penelitian ini akan dijadikan masukan untuk menghitung laju perambatan retak secara probabilistik.
Model yang dibuat pada software BE-STAD adalah lap joint dengan sembilan kolom dan dua baris paku keeling. Analisis terdiri dari dua tahap. Model pertama adalah lap joint dengan attachment point yang dibuat untuk memperoleh besarnya beban transfer pada setiap paku keling. Yang kedua adalah pembuatan model pelat berlubang dengan gaya bearing yang diterapkan sepanjang setengah lingkaran pada lubang paku keling. Gaya bearing yang digunakan diperoleh dari model pertama. Dari pembuatan model yang kedua akan diperoleh simulasi perambatan retak dan nilai faktor intensitas tegangan untuk perhitungan faktor geometri retak. Lintasan retak dan faktor geometri untuk perhitungan faktor intensitas tegangan sangat dipengaruhi oleh konfigurasi geometri retak. Pada kasus retak yang merambat dari tepi lubang, harga faktor geometri akan berkurang saat menjauhi lubang, dan akan meningkat lagi
saat mendekati lubang lain atau bertemu retak yang lain. Pada simulasi retak keempat skenario, ujung retak akan mulai membelok ketika mendekati frame dan merambat tegak
lurus terhadap arah tegangan utama maksimum. Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan pemahaman terhadap perilaku struktur lap joint yang mengalami kasus multiple site damage dapat lebih meningkat.
Perpustakaan Digital ITB