digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Di tengah wacana tentang kemandirian energi Bangsa Indonesia, bahan bakar minyak nabati merupakan salah satu energi terbarukan yang sangat potensial. Pure Plant Oil (PPO) atau minyak nabati murni dianggap bisa memenuhi kebutuhan energi masyarakat yang berada di pelosok Indonesia karena tidak perlu melalui proses yang rumit dan mahal. Penelitian yang dilakukan sebelumnya menunjukkan kekurangan PPO sebagai bahan bakar terletak pada viskositas yang tinggi, nilai kalor dan volatilitas yang rendah. Hal ini menyebabkan karakteristik semprotan bahan bakar menjadi buruk sehingga terjadi penurunan efisiensi motor dan timbulnya deposit yang dapat merusak motor. Oleh karena itu, penelitian yang dilakukan menggunakan campuran PPO-solar sebanyak 50%-volume, lalu memanaskannya, dan memasukkan gas HHO ke dalam ruang bakar untuk memperbaiki karakteristik pembakaran PPO dalam motor diesel injeksi langsung. Bahan bakar PPO yang dipakai pada penelitian ini adalah minyak kelapa murni (PCO), minyak sawit murni (PPaO), dan minyak jarak murni (PJO). Penelitian ini menggunakan motor diesel injeksi langsung 4 langkah 1007 cc 1 silinder dengan rasio kompresi 18,5:1 dan daya maksimum 14,2 kW pada 2400 rpm. Secara keseluruhan, gas HHO pada pembakaran PPO menghasilkan efek yang sangat baik. Pada pengujian beban maksimum, torsi dan daya poros PPO meningkat secara signifikan setelah memakai gas HHO. Pada pengujian yang sama, pemakaian bahan bakar spesifik (BSFC) PCO lebih tinggi 8,57%, PPaO lebih tinggi 6,26%, PJO lebih tinggi 2,47% dibanding solar. Setelah gas HHO dimasukkan ke ruang bakar, terjadi penurunan BSFC pada PCO sebesar 3,51%, PPaO sebesar 1,89%, PJO sebesar 4,44%. Untuk pengujian putaran konstan pada putaran tinggi (1600 dan 2000 rpm), BSFC setelah menambahkan gas HHO menunjukkan nilai lebih rendah di tiap beban. Rata-rata persentase selisih BSFC terhadap solar pada 2000 rpm untuk PCO = 6,67%, PPaO = 7,7%, PJO = 6,37%. Setelah menggunakan gas HHO, BSFC rata-rata untuk PCO menurun 2,28%, PPaO menurun 0,7%, dan PJO menurun 1,42%. Untuk uji emisi, gas HHO juga mampu menurunkan emisi HC dan CO. Pada 2000 rpm, rata-rata persentase selisih emisi HC terhadap solar untuk PCO = 33,05%, PCO+H2 = 25,45%, PPaO = -0,98%, PPaO+H2 = -11,1%, PJO = 13,05%, dan PJO+H2 = 10,67%