digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak — DVB-T akan menjadi standar dari penyiaran televisi digital tidak bergerak di Indonesia dan menggantikan televisi analog sepenuhnya. Hal ini menimbulkan badan baru dalam penyelenggaraan penyiaran televisi, yaitu Penyelenggara Multiplekser. Badan ini bertugas memultipeksi seluruh program di Indonesia sebelum disiarkan. Hal tersebut dimungkinkan karena kelebihan DVB-T dalam pemakaian kanal frekuensi yang lebih irit. Indonesia merupakan negara yang cukup sering menderita bencana alam. Pada sebagian besar bencana tersebut, meskipun detektor-detektor milik BMKG atau Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika sudah menyadari terlebih dahulu, masyarakat setempat tidak dapat dengan cepat menyadari adanya bencana, sehingga penanggulangan dini sulit dilakukan, apalagi penghindaran. Badan baru tersebut di atas pada realisasi DVB-T di Indonesia ditambah proses multipleksi siaran-siaran yang dapat dilakukan dengan komputer serta data-data dari sensor-sensor bencana yang dimiliki oleh Badan BMKG dapat dimanfaatkan untuk peringatan dini kebencanaan ini. Sebuah sistem peringatan dini akan ditempatkan pada komputer dari pihak Penyelenggara Multiplekser. Sistem ini mencakup proses deteksi file gambar yang direncanakan akan datang dari BMKG, proses perubahan gambar tersebut menjadi video, proses pengubahan video tersebut menjadi transport stream, dan akhirnya proses penghentian siaran yang sedang berlangsung dan menggantikannya dengan siaran peringatan. Sistem telah teruji pada sistem operasi komputer Linux Ubuntu 9.10 dan berhasil berjalan baik untuk tiga buah kanal program dengan delay pemrosesan sebesar 8 detik pada ukuran gambar 720 piksel x 576 piksel, durasi video sebesar empat detik dan frame rate video sebesar 25 frame per detik.