digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Dalam perkembangan teknologi siaran ke depan, dikenal sebuah istilah yang disebut Analog Switched Off (ASO) atau Digital Switch Over (DSO), suatu kondisi di masa mendatang di mana semua sinyal TV analog akan dimatikan dan digantikan dengan sinyal TV digital. Jadwal ASO ini bervariasi di seluruh dunia, namun migrasi penyiaran TV analog ke TV digital diperkirakan akan telah terjadi hampir di seluruh dunia pada tahun 2015. Dalam migrasi ini, akan dibebaskan sekitar 336 MHz, yaitu pada band 470-806 MHz. Hingga saat ini belum ada standar baku alokasi frekuensi digital dividend. Indonesia dan negara-negara lain di dunia masih merencanakan standar alokasi frekuensi untuk digital dividend. Beberapa kemungkinan aplikasi teknologi potensial di spektrum digital dividend antara lain adalah layanan DTT (Digital Terrestrial Television), mobile TV, aplikasi PMSE (Programme-Making and Special Events), selular, BWA (Broadband Wireless Access), private mobile radio, dan lain lagi. Dalam perkembangan ke depan, Indonesia kemungkinan besar akan mengadopsi standar alokasi spektrum dari Uni Eropa dan Amerika Serikat. Hal yang menarik yang dapat terjadi pada masa transisi DSO adalah adanya peralihan pendudukan kanal dari teknologi DVB-T kepada layanan mobile broadband pada kanal-kanal atas dari band V UHF (kanal 49-62). Transisi ini berpotensi untuk menimbulkan fenomena interferensi karena terdapat kemungkinan di mana kedua teknologi ini beroperasi dengan menggunakan kanal yang sama (co-channel) ataupun bersebelahan (adjacent). Pada penelitian ini dilakukan analisis interferensi cochannel dan adjacent-channel di antara layanan DVB-T dan E-UTRA menggunakan simulator SEAMCAT. Hasil simulasi menunjukkan bahwa untuk kasus co-channel, jarak proteksi minimum (minimum protection distance) yang diperlukan di antara pemancar DVB-T dengan base station E-UTRA adalah sebesar 310 km, sedangkan untuk kasus adjacent-channel, jarak proteksi minimum (minimum protection distance) yang diperlukan di antara pemancar DVB-T dengan base station E-UTRA adalah sebesar 9,5 km. Secara umum, penambahan guard band sedikitnya 4 MHz pada kasus adjacent-channel di mana DVB-T menginterferensi E-UTRA downlink mengizinkan tidak diperlukannya pemisahan geografis di antara masing-masing pemancar. Selain itu, dari penelitian ini diperoleh bahwa E-UTRA uplink tidak mengganggu performa penerimaan DVB-T, sehingga tidak diperlukan pemisahan secara geografis maupun penambahan guard band di antaranya.