digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Plaxis 7.11 telah banyak digunakan secara luas untuk menyelesaikan masalah-masalah geoteknik oleh praktisi geoteknik. Model tanah Mohr Coloumb, Hardening Soil, dan Soft Soil adalah konstitutif model yang digunakan pada Plaxis 7.11. Untuk mendapatkan hasil analisa yang baik maka diperlukan prosedure input parameter tanah yang benar untuk tiap model tanah. Percobaan dilaboratorium meliputi uji triaksial consolidated isotropic undrained (CI D), consolidated isotropic drained (CI D), dan uji konsolidasi oedometer dilakukan guna mendapatkan parameter tanah untuk tiap model tanah dan analisa time rate of consolidation. Kajian analisa time rate of consolidation pada tanah lunak menggunakan model Mohr-Coloumb, Hardening Soil, dan Soft Soil yang terintegrasi pada Plaxis 7.11 dilakukan pada tanah lunak daerah Gedebage. Sebelum dilakukan analisa time rate of consolidation maka dilakukan verifikasi tiap model tanah dalam merespon tegangan regangan dan waktu. Prosedure input parameter tanah dilakukan untuk tiap-tiap model tanah sebelum dilakukan verifikasi. Dari hasil verifikasi model tanah, kemudian dapat dilihat kelebihan dan kekurangan tiap model tanah. Selanjutnya evaluasi terhadap parameter tanah sangat menentukan keandalan analisa time rate of consolidation yang dilakukan. Setelah dilakukan verifikasi dan analisa time rate of consolidation hasil uji laboratorium dengan model Mohr Coloumb, Hardening Soil, dan Soft Soil diketahui bahwa Plaxis 7.11 memiliki kekurangan dalam memprediksi kenaikan tegangan air pori dikarenakan tidak adanya kejelasan parameter A dan B Skempton. Plaxis 7.11 tidak menyedikan input parameter Skempton dalam menganalisa kenaikan tegangan air pori. Oleh karena itu prediksi balik uji CI U dengan ketiga model menunjukkan ketidak konsitenan Plaxis 7.11 dalam memprediksi kenaikan tegangan air pori. Sedangkan untuk analisis time rate of consolidation dengan konsolidasi oedometer, Plaxis 7.11 dengan menggunakan ketiga model tanah menunjukkan hasil yang cukup memuaskan.