digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Titik kontrol pada proses pembuatan peta selalu dibutuhkan sebagai acuan referensi pengukuran. Pada perencanaannya, titik kontrol tersebut dapat tersebar secara merata diseluruh Indonesia, namun tidak demikian pada kenyataannya. Sehingga, seringkali dijumpai jarak antar titik kontrol yang berjauhan. Dengan adanya teknologi satelit navigasi seperti GPS, permasalahan tersebut dapat diatasi. Karena Satelit yang bergerak mengitari bumi dapat dianggap sebagai titik kontrol yang bergerak. Untuk membantu dalam mengolah data hasil pengamatan satelit tersebut dibutuhkan suatu perangkat lunak. Umumnya pengolahan data baseline panjang akan lebih rumit jika koordinat hasil pengolahannya itu harus teliti. Melalui tugas akhir ini akan melanjutkan kajian kemampuan software pengolah data GPS untuk baseline panjang yang dilakukan oleh Andreas dkk pada tahun 2008. Software yang digunakan pada penelitian tersebut yaitu SKI Pro 2.1 (keluaran Leica) dan Bernese 5.0, dimana SKI Pro menghasilkan sebaran titik kontrol hingga 10 m. Pada pertengahan tahun 2011, Leica telah mengeluarkan software pengolah data GPS terbaru yaitu Leica Geo Office 8.1 (LGO 8.1) yang mampu mengolah baseline hingga 500 km. Maka dari itu akan dibahas mengenai kinerja LGO 8.1 ketika bekerja dalam baseline panjang. Dalam menguji kinerja LGO 8.1, data yang digunakan yaitu baseline yang memiliki panjang ~100 s/d ~1000 km, terletak di perbatasan Indonesia dan Malaysia, Kalimantan. Dari hasil pengolahan data tersebut, lalu ditunjukan tingkat repeatabilitasnya dan dibandingkan terhadap hasil pengolahan Bernese 5.0 yang dianggap memiliki koordinat yang ”benar”. Dimana hasil LGO 8.1 memiliki penyimpangan dari orde mm hingga dm terhadap hasil Bernese 5.0. Dari hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi para profesional dibidang survei dan pemetaan dalam menentukan strategi pengolahan data dan software yang akan digunakan.